Berdoa Itu Penting Apalagi Saat Akan Berpergian, Demi Keselamatan, Baik Saat Hendak Berangkat dan Selama di Jalan

  • Whatsapp
Ilustrasi bepergian ©Shutterstock.com/Dudarev Mikhail

KABARNUSANTARA. Melakukan perjalanan kini menjadi aktivitas yang umum dan penting. Seperti diketahui, Islam mengajarkan untuk selalu mengingat Allah SWT dalam segala hal. Supaya diri ini merasa lebih tenang terutama saat di jalan.

Sebagai bentuk permohonan perlindungan, selain dzikir ada doa perjalanan yang dipanjatkan. Doa perjalanan ini disampaikan sejak awal keberangkatan, selama di jalan, dan sekembalinya di rumah. Ketenangan dan kemantapan hati di perjalanan, akan membuat kita lebih fokus.

Bacaan Lainnya

Tidak merasa terburu-buru, menjadi salah satu bentuk menghindari kecelakaan. Doa perjalanan ini dipanjatkan bukan hanya saat berkendara saja. Tapi juga saat berjalan kaki. Serta saat kita hendak melakukan perjalanan mudik.

Berikut doa perjalanan demi keselamatan, baik saat hendak berangkat dan selama dijalan.

Doa Perjalanan dari Sahabat Nabi Muhammad SAW

Sejatinya, sebagai umat Islam kita berusaha selalu menyebut asma Allah SWT, atau kalimat suci yang mengagungkan. Hal ini pula dilakukan oleh sahabat Nabi Muhammad SAW. Ia melazimkan sebuah bacaan ringan ketika berdiam, berjalan kaki, maupun berkendaraan.

Dilansir dari NU online, riwayat Ibnu Sinni dan Al-Baihaqi. Ia menceritakan saat Rasulullah SAW berperang di Tabuk. Beliau diminta pulang ke Madinah demi menshalatkan jenazah seorang sahabatnya, Muawiyah.

Riwayat ini dikutip oleh Imam Nawawi dalam Al-Adzkar, mengenai zikir di jalan, yang artinya sebagai berikut:

Diriwayatkan kepada kami dalam Kitab Ibnu Sinni dan kitab Dala’ilun Nubuwwah karya Al-Baihaqi dari Abu Umamah Al-Bahili, ia bercerita bahwa Jibril AS mendatangi Rasulullah SAW ketika beliau di Tabuk. ‘Wahai Muhammad, saksikanlah shalat jenazah Muawiyah bin Muawiyah Al-Muzani (di Madinah),’ kata Jibril. Rasulullah SAW keluar (dari Tabuk).

Sementara Jibril AS turun bersama 70.000 malaikat. Jibril AS menurunkan sayap kanan di atas bukit hingga merendah. Ia juga meletakkan sayap kirinya di atas tanah sampai merendah hingga ia dapat melihat Kota Mekkah dan Madinah. Rasulullah SAW bersama

Jibril AS dan ribuan malaikat kemudian menshalatkan jenazah Muawiyah.

Setelah selesai, Rasulullah SAW bertanya, ‘Wahai Jibril, dengan amalan apa Muawiyah mendapatkan derajat begitu tinggi ini?’ ‘Muawiyah lazim membaca Surat Al-Ikhlas saat berdiri, berkendaraan, dan berjalan kaki,’ jawab Jibril,” (Lihat Al-Imam An-Nawawi, Al-Adzkar pada Hamisy Al-Futuhatur Rabbaniyyah, [Beirut: Daru Ihyait Al-Arabi, tanpa catatan tahun], juz VI, halaman 176).

Dengan demikian, sebelum berangkat, selama di jalan, saat sampai, hingga kapan pun. Sangat disarankan untuk terus melantunkan surat al-Ikhlas. Berikut isi surat al-Ikhlas:

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ

Qul huwallahu ahad. Allahus shamad. Lam yalid, wa lam yûlad. Wa lam yakullahû kufuwan ahad.

Artinya: Katakanlah, “Dialah Allah yang esa. Dia tempat bergantung. Dia tidak melahirkan dan tidak dilahirkan. Tiada satu pun yang menyamai-Nya.” Dilansir dari merdeka.com.

Doa Perjalanan: Sebelum Berangkat

Selain membaca surat al-Ikhlas, ada pula doa perjalanan yang diriwayatkan oleh para perawi hadist berikut ini.

Doa perjalanan versi pendek:

اَللَّهُ أَكْبَرُ، اَللَّهُ أَكْبَرُ، اَللَّهُ أَكْبَرُ، (سُبْحَانَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هَـٰذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ. وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ

Allaahu akbar (3x), (subhaanal-ladzii sakh-khoro lanaa haadzaa wa maa kunnaa lahu muqriniin).

Doa perjalanan versi panjang:

بِسْمِ اللَّهِ، اَلْحَمْدُ لِلَّهِ (سُبْحَانَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هَاذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ. وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ) اَلْحَمْدُ لِلَّهِ، اَلْحَمْدُ لِلَّهِ، اَلْحَمْدُ لِلَّهِ، اَللَّهُ أَكْبَرُ، اَللَّهُ أَكْبَرُ، اَللَّهُ أَكْبَرُ، سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ إِنِّيْ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ فَاغْفِرْ لِيْ، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ

Bismillaah, alhamdulillaah, (subhaanal-ladzii sakh-khoro lanaa haadzaa wa maa kunnaa lahu muqriniin. Wa innaa ilaa robbinaa lamunqolibuun), alhamdulillaah (3x), allaahu akbar (3x), subhaanakallaahumma innii zholamtu nafsii faghfir lii, fa-innahu laa yaghfirudz-dzunuuba illaa anta.

Artinya: Dengan nama Allah, segala puji bagi Allah, (Maha Suci Tuhan yang menundukkan kendaraan ini untuk kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya.
Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami (di hari Kiamat)). Segala puji bagi Allah (3x), Allah Maha Besar (3x), Maha Suci Engkau ya Allah, sesungguhnya aku menganiaya diriku, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. (HR. Abu Dawud 3/34, At-Tirmidzi 5/501, dan Shahih At-Tirmidzi 3/156).

Doa Perjalanan: Selama di Jalan

Selama di perjalanan, kita sangat dianjurkan untuk terus berdzikir. Sepanjang jalan menyebut asma Allah dan mengagungkan-Nya. Sembari menikmati jalan yang panjang, bisa berzikir:

“Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar.”

Artinya: Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, dan Allah Maha Besar.

Serta menambahkan bacaan al-Ikhlas seperti yang dikisahkan tadi. Tak ada salahnya untuk menambahkan membaca al-Fatihah, an-Nas dan al-Falaq. Sebagai bentuk memanjatkan doa memohon perlindungan Allah SWT dari segala mara bahaya.

Doa Sepulang Perjalanan

Saat sudah menyelesaikan perjalanan dan sampai dengan selamat di rumah, bisa dengan kembali membaca doa tadi. Kemudian ditambahkan dengan doa berikut:

آيِبُوْنَ تَائِبُوْنَ عَابِدُوْنَ لِرَبِّنَا حَامِدُوْنَ

Aayibuuna taa-ibuuna ‘aabiduuna lirobbinaa haamiduun.

Artinya: Kami kembali dengan bertaubat, tetap beribadah dan selalu memuji kepada Tuhan kami. (HR. Muslim 2/998).

Pos terkait