Alam Ganjar Bagikan Informasi Seputar Dunia Perkuliahan Kepada Pelajar di Bandung

  • Whatsapp

KABARNUSANTARA.ID – Jabar Zilenial mengadakan Talkshow Zilenial Menatap Masa Depan Indonesia di Kopi Taman Utara, Dago, Bandung, Jawa Barat, Selasa (28/11).

Dalam talkshow tersebut turut hadir sejumlah narasumber inspiratif, Mahasiswa Teknik Industri Universitas Gajah Mada (UGM) Muhammad Zinedine Alam Ganjar dan Tenaga Pendidik Sekolah Menengah Atas (SMA) Indah Khoerunnisa.

Bacaan Lainnya

Diikuti oleh ratusan siswa/i SMA sekota Bandung, Alam maupun Indah membagikan informasi seputar perkuliahan.

Sebagai mahasiswa Teknik Industri UGM, Alam memiliki ketertarikan pada bidang sains dan sosial, sehingga dirinya mencari jurusan yang mampu menjembatani kedua disiplin ilmu tersebut.

“Kalau Teknik Industri aku dari dulu pengen karena backgroundku minatnya di sains teknologi, tetapi SMP aku mulai belajar sosial juga. Pas mulai kelas tiga aku mulai mencari yang bisa menjembatani keduanya, yaitu Teknik Industri yang bisa menjembatani antara sosial dan sains,” terang Alam.

Dalam memilih jurusan, Alam menghimbau para siswa/i untuk mencari titik tengah dalam mencari jurusan yang sesuai yang mampu mengakomodir antara keahlian dan interes.

“Jangan cuma fokus sama keahlian aja karena saat kita lagi jenuh itu bisa burn out dan mental break down, tetapi jangan fokus dengan interes karena belum tentu bisa menjamin secara ekonomi, jadi cari jalan tengah yang bisa mengakomodir keduanya,” ujar dia.

Lanjut, Alam menjelaskan beberapa kejadian yang dialami oleh temannya dalam memilih jurusan yang tidak sesuai karena pilihan orang tua, Alam menghimbau untuk berani bicara dan menjelaskannya secara baik-baik kepada orang tua.

“Karena ada beberapa pengalaman kawanku yang terlanjur terperangkap pada pilihan orang tua dan pada akhirnya tidak bisa survive mengikuti perkuliahan, maka, baiknya di komunikasikan,” kata anak tunggal Ganjar Pranowo dan Siti Atikoh Supriyanti itu.

Disinggung soal masa depan pekerjaan yang hilang akibat disrupsi yang digantikan oleh mesin atau AI, Alam meyakini generasi muda untuk tidak takut akan peluang pekerjaan yang hilang akibat AI.

“Aku ikut kegiatan ‘bicara buku’ bareng Hivi, buku yang aku bawa bagaimana manusia bisa menang lawan AI, jawabannya simpel, AI tidak bisa kreatif dan hubungan emosional. Ai punya alogaritma dan alogaritma sifatnya kaku, jadi cuma bisa memecahkan satu masalah,” terang Alam.

“Ada yang namanya mesin learning tapi kemampuan dalam memecahkan masalah itu terbatas. Sedangkan manusia ketika ada masalah bisa mencari banyak alternatif pilihan yang mesin tidak bisa melakukan, dalam artian manusia ini banyak akal. Jadi jangan takut, dalam hierarkinya manusia masih paling tinggi,” lanjutnya.

Ditanya soal pentingnya perguruan tinggi, Alam menegaskan hal itu penting dalam membangun pola pikir dan relasi.

“Selain belajar hal fundamental, perguruan tinggi juga bisa membangun mindset dan menambah wawasan. Selain itu, teman juga makin banyak dan bisa bertukar pikiran. Pada akhirnya bisa melakukan sesuatu bareng, entah itu bisnis, organisasi dan lain sebagainya. Bahkan kolaborasi itu bisa kita temukan di perguruan tinggi,” pungkasnya.(*)

Pos terkait