KABARNUSANTARA.ID – Dunia saat ini dihebohkan dengan wabah virus Corona. Virus yang awalnya ditemukan di Wuhan, China telah terkonfirmasi menyebar di setidaknya 13 negara lain.
Jumlah kasus dan kematian yang dikonfirmasi terus meningkat. Dilansir dari livescience, pada Minggu (26/1/2020), dua kasus virus baru telah dikonfirmasi ditemukan di Amerika Serikat, sehingga jumlahnya bertambah menjadi lima kasus.
Sementara di Indonesia, baru-baru ini seorang warga Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, mengalami demam tinggi setelah perjalanan dari Taiwan, dua hari yang lalu.
Dia diduga terinfeksi virus Corona. Beruntung, hasil pemeriksaan rumah sakit menyatakan dia negatif terinfeksi virus tersebut.
“Awalnya ditangani dokter swasta, namun langsung kita jemput ke rumahnya dan dibawa ke RSUD Soekardjo,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat, dilansir dari Liputan6.com, Selasa (28/1/2020).
Informasi tersebut langsung ditanggapi serius Pemkot Tasikmalaya, dengan melakukan penjemputan ke rumah warga itu, untuk mendapatkan perawatan intensif di RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya dan hasilnya dinyatakan negatif
Uus menyatakan, saat informasi merebaknya virus Corona, lembaganya langsung melakukan upaya pencegahan, termasuk penyiapan ruangan khusus isolasi bagi penderita terjangkit virus Corona tersebut.
“Sejak lima hari yang lalu kita siapkan segalanya,” kata dia.
Lalu dari mana virus corona berasal?
Dilansir dari Kompas.com, sejak pertama muncul di Wuhan, virus kemungkinan berasal dari hewan yang berpindah ke manusia. Namun, dalam sebuah studi baru, para peneliti mengurutkan gen 2019-nCoV dan membandingkan dengan urutan genetik lebih dari 200 coronavirus yang menginfeksi berbagai hewan di seluruh dunia.
Dirinci dalam Journal of Medical Virology, 2019-nCoV kemungkinan berasal dari ular. Adapun jenis ularnya, para ilmuwan mencatat ada dua ular yang umum di tempat wabah berasal, yaitu Bungarus multicinctus dan Naja atra.
Gejala virus corona
Gejala virus corona baru antara lain demam, batuk, dan kesulitan bernafas. Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet, gejala yang muncul mirip dengan yang disebabkan oleh SARS.
Meskipun beberapa gejala mirip SARS, ada beberapa perbedaan penting, seperti tidak adanya gejala saluran pernapasan atas (pilek, bersin, dan sakit tenggorokan), serta gejala usus (diare), yang mempengaruhi 20-25 persen dari pasien SARS.
Perawatan infeksi virus corona
Tak ada perawatan khusus untuk infeksi virus corona, dan kebanyakan orang akan sembuh sendiri. Pengobatan dilakukan dengan istirahat yang cukup dan pengobatan untuk meredakan gejala. Humidifier atau mandi air panas dapat membantu meredakan sakit tenggorokan dan batuk.
Jika sakit ringan, maka harus minum banyak cairan dan istirahat. Namun, jika khawatir mengenai gejala yang terjadi, segeralah mengunjungi penyedia layanan kesehatan.
Vaksin untuk virus corona baru pun belum ada, tapi para peneliti di US National Institutes of Health membenarkan bahwa tengah dalam tahap pengembangan.
Selain itu, perusahaan obat Regeneron mengumumkan bahwa mereka masih dalam tahap awal mengembangkan pengobatan untuk virus ini.
Pencegahan virus corona
Mencegah tertular virus corona, disarankan sering mencuci tangan dengan sabun dan air setidaknya selama 20 detik. Jika telah terinfeksi virus, dapat mengambil langkah untuk membantu menghindari penularan kepada orang lain.
Seperti mengisolasi diri sendiri di rumah, memisahkan diri dari orang lain di rumah, mengenakan masker, menutupi batuk dan bersin, serta mencuci tangan.
Orang-orang yang bepergian ke Wuhan dan jatuh sakit karena demam, batuk, atau kesulitan bernapas dalam dua minggu berikutnya, harus segera mencari perawatan medis dan memberitahu staf medis mengenai perjalanan terakhir yang dilakukan.
Nah sobat, yuk kita sama-sama cegah penyakit ini agar tidak terus mewabah dan menyerang warga di negara kita ini dengan cara yang benar. (*)
Reporter : Ade Indra