Pengunjung TSC Turun, Prokes Tetap Diperketat

  • Whatsapp

Petugas memeriksa suhu tubuh dan menyemprotkan hand sanitizer kepada pengunjung Taman Satwa Cikembulan.

KABARNUSANTARA.ID- Tingkat kunjungan wisatawan ke Taman Satwa Cikembulan (TSC) Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada masa Pandemi Covid 19 ini mengalami penurunan signifikan. Seperti pada libur panjang dari 28 Oktober hingga 01 Nopember kemarin, total pengunjung hanya sekitar 2500 orang.

Bacaan Lainnya

” Tingkat kunjungan masih jauh lebih sedikit dibanding liburan panjang sebelum Pandemi Covid 19. Biasanya pengunjung liburan panjang  itu bisa mencapai 10 ribu orang,” Ungkap Manajer TSC, Rudi Aripin, SE, dihubungi kamis (05/11/2020).

Meski pengunjung mengalami penurunan yang cukup jauh, namun pengelola  wahana konservasi, rekreasi dan edukasi itu, tetap menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Pengunjung yang tidak pakai masker tidak diperbolehkan masuk area.

” Tapi kita sediakan masker, dan harus cuci tangan pakai sabun, sebelum masuk dan setelah melakukan aktifitas. Di pintu masuk juga kita ukur suhu tubuhnya, dan kami minta mereka untuk jaga jarak, dengan tidak berkerumun,” katanya.

Walaupun  pengunjung sudah dites suhu tubuhnya dan tangannya sudah diberikan hand sanitizer, namun pengelola juga menyediakan tempat cuci langan lengkap dengan sabunnya di beberapa titik yang mudah dijangkau pengunjung.

” Perugas kami juga tidak bosan memperingatkan pengunjung supaya tetap menjaga jarak dan tidak berkerumun, untuk mencegah penyebaran Covid 19 di tempat kami,” Tegasnya.

Rudy mengaku, tetap bersyukur dengan kondisi yang ada, terlebih telah dibukanya akses jalan menuju TSC yang sudah selesai perbaikannya, yakni akses dari Jalan Cigunung Agung, Kecamatan Kadungora, maupun dari Alun alun Kecamatan Leles.

“Alhamdulillah akses jalan sudah dibuka dengan kondisi yang lebih baik. Ini menjadikan pengunjung lebih nyaman, karena jalannya mulus sekarang,” Katanya.

Rudi juga mengaku gembira, dengan adanya kelahiran burung Kaka Tua Maluku berjambul kuning pada bulan Juli lalu.

” Kakatua Maluku ini beda dengan Kakatua Papua, jenis Maluku termasuk sulit berkembang biak. Ini juga sudah kita pelihara dari Tahun 2007
baru sekarang beranak satu,” Imbuhnya.p

Saat ini, jumlah satwa yang dilindungi, maupun yang tidak dilindungi yang menhuni lahan seluas 5 hektar itu, 449 ekor terdiri dari 3 spesies. (Asep Sudrajat).

Pos terkait