Kisah Syekhuna Badruzzaman Yang Melantik Presiden RI Pertama Ir Soekarno

  • Whatsapp
Syekhuna Badruzaman yang dippilih melantik Presiden RI Pertama Ir Soekarno dan Wakil Presiden RI Mohamad Hatta di Istana Negara (DOk : Keluarga)

JAKARTA, KABARNUSANTARA.ID – KH. Muhammad Syaikhuna Badruzzaman adalah guru besar Thoriqoh AT –  Tijaniyah di Kabupaten Garut dan Jawa Barat. Di era perjuangan bangsa indonesia beliau merupakan sesepuh Pasukan Hizbulloh Fisabilillah dalam menentang dan memerangi penjajahan Jepang dan Belanda.

Menjalani masa muda beliau dikenal sebagai ulama kecil yang dalam (usia 10 tahunan) sudah piawai dan ahli dalam memecahkan masalah yang pelik-pelik atau mustahil khususnya dalam bidang masalah agama.

Bacaan Lainnya

Perjalanan Syaikhuna Badruzzaman muda dalam memecahkan suatu permasalahan beliau cukup hanya dalam waktu satu atau dua jam. Cerita-cerita yang mewarnai kehebatan beliau cukup banyak dan bervariasi baik dari segi keilmuan agama, kesaktian (istilah dunia persilatan), taktik atau strategi peperangan.

Yang membuat beliau selalu selamat dalam setiap ancaman dari musuh walau pun sedang tidur, oleh karena itu muncul beberapa peneliti yang menuangkan nya dalam bentuk tulisan baik dalam karya ilmiah, buku, tugas akhir skripsi, thesis seperti dari IAIN Sunan Gunung Djati Bandung dan Universitas Padjadjaran (Unpad).

Beliau juga sangat berjasa dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari penjajahan Belanda mau pun Jepang yang ingin menguasai negara Indonesia.

KH Syaikhuna membentuk pasukan Hizbullah Fisabilillah untuk membantu pemerintahan Soekarno mengusir para penjajah dengan mengorbankan harta, jiwa dan raga dan rela berpindah-pindah tempat mulai dari daerah Garut, Bandung, Tasik (Jawa Barat), Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra dan Saudi Arabia.

Walaupun begitu pada masa itu beliau sangat berkecukupan baik dengan harta atau pun pengaruh kebesaran ilmunya, namun KH Syaikhuna tak ingin tinggal diam. Selain ahli dalam masalah agama, beliau juga ahli dalam bidang kemasyarakatan termasuk ketatanegaraan.

Bahkan beliau berpendapat negara Indonesia tidak bisa dijadikan Negara Islam dengan alasan negeri Indonesia bukan Baitul Maal dan dengan disertai hadis-hadis yang diungkapkannya, sehingga Presiden Soekarno-pun berkata ‘Terima kasih KH. Badruzzaman’.

Masa itu beliau juga sempat bergabug dengan perjuangan Karto Suwiryo pimpinan DI/TII di Gunung dan diangkat sebagai Hakim Agung DI/TII tetapi beliau berpisah kembali karena prinsipnya tidak sependapat dan dianggap menyimpang dari aturan agama Islam.

Karena kalah dan disalahkan dalam berdebat tentang konsep bentuk negara maka Karto Suwiryo berusaha untuk membunuh Syaikhuna Badruzzaman, sehingga beliau dijaga oleh para muridnya dari ancaman gerombolan DI/TII yang kemudian berangkat ke Arab Saudi.

Atas kebesaran ilmunya, KH Syaikhuna Badruzzaman tidak hanya dipercaya dalam permasalahan agama, beliau pun dipercaya oleh para tokoh ulama dan nasionalis, yang diangkat atau dipilih untuk melantik Presiden RI pertama (Ir. Soekarno) yang disumpahnya dengan Al-Quran tahun 1950 di Kraton Jogjakarta.

Ada pun yang dipilih untuk melantik presiden saat itu adalah Syaikhuna Badruzzaman dari Garut dan Syaikhuna Ustman Dhomiri dari Bandung-Cimahi yang keduanya adalah pimpinan Thoriqot-Tijaniyyah.

Ada juga salah satu murid Syaikhuna Badruzzaman dikalangan pemerintah adalah Muhammad Natsir (Tokoh Masyumi sebagai Perdana Mentri RI pertama 1950-1951), KH Isa Anshory, Jaya Rahmat pimpinan Masyumi daerah Jawa Barat dan lainnya termasuk para jenderal yang belajar tata cara salat.

Sumber: biru-garut diolah dari berbagai sumber

Pos terkait