Jenis Ending Cerita Fiksi yang Perlu Kalian Ketahui.

  • Whatsapp

KABARNUSANTARA.ID- Biasanya orang hanya tahu dua jenis ending cerita fiksi, yaitu happy ending dan sad ending. Akan tetapi, sebenarnya ada banyak jenis akhir cerita yang dibedakan menurut bentuknya. Yuk, kita pelajari.

Pada saat membaca cerita atau menonton film, salah satu yang paling ditunggu-tunggu adalah bagian ending cerita. Bagian akhir ini bisa dijadikan sebagai acuan bagus atau tidaknya sebuah alur cerita.

Bacaan Lainnya

Ketika cerita memiliki konflik dan alur yang bagus, belum tentu bisa memberikan ending yang berkesan atau memuaskan audiens.

Kalau kamu adalah seorang penulis, memilih ending cerita menjadi hal yang krusial dan wajib kamu kuasai. Karena, kamu perlu kreativitas untuk mengeksekusi akhir cerita.
Ending harus bisa menggambarkan keutuhan cerita, mulai dari awal sampai akhir, sehingga harus memiliki korelasi dengan isi cerita yang sudah dibuat sebelumnya. Jangan sampai ending yang kamu pilih terkesan memaksa, ingin segera menyudahi cerita, dan sudah bisa ditebak. Buatlah ending yang berkesan agar audiens berminat untuk menikmati karyamu lagi.
Untuk membuat ending yang bagus, kamu perlu mengetahui beberapa jenis ending cerita fiksi yang bisa menjadi pilihan alternatif kamu saat menulis.

Close ending adalah ending yang memberikan akhir dari sebuah cerita fiksi tanpa menyisakan pertanyaan yang menggantung, karena cerita sudah benar-benar diselesaikan oleh penulis. Jenis ending ini tidak ada yang ambigu, semua sudah terpapar dengan jelas.
Ending seperti ini cocok buat kamu yang tidak suka dibuat penasaran. Akan tetapi cerita yang menggunakan close ending biasanya sudah mudah ditebak. Namun, bukan mustahil untuk membuatnya menarik, semua tergantung bagaimana cara penulis mengeksekusi cerita.
Open Ending

Open ending adalah ending yang memberikan akhir ambigu alias tidak ada ujung yang pasti. Jenis ending ini memberikan kesempatan kepada audiens untuk mengartikan sendiri kelanjutan cerita. Cerita dengan open ending memang selalu berhasil membuat siapa saja geregetan, bahkan bisa membuat kamu kepikiran berhari-hari tentang bagaimana kelanjutannya.

Kelebihan dari open ending adalah audiens jadi bisa menentukan ending sendiri sesuai persepsi masing-masing. Akan tetapi open ending memiliki keambiguan, sehingga persepsi milikmu belum tentu benar.
Twist Ending

Twist ending (sumber: unsplash.com)
Twist ending adalah ending cerita yang memiliki keterbalikan dari isi cerita yang sudah berlangsung sebelumnya, sehingga tidak jarang memancing emosi kaget pada audiens. Efek kejut itulah yang membikin cerita dengan twist ending masih menjadi favorit di antara pembaca dan penikmat film.
Ujung yang tidak terduga membuat cerita menjadi lebih menarik dan membuat dramatic tension tidak stagnan. Terkadang seorang penulis menggunakan jenis ending ini untuk memuaskan audiens.

Selanjutnya adalah happy ending, yang sudah pasti sering kamu temukan di berbagai judul film.
Happy ending memberikan kepuasan tersendiri kepada audiens karena bisa melihat permasalahan yang dialami para tokoh yang ada di dalam cerita berakhir dengan bahagia. Jenis ending ini sering digunakan pada genre superhero, di mana pemeran protagonis selalu dapat menyelesaikan masalah dan berhasil mengalahkan antagonis.
Akan tetapi jenis ending cerita seperti ini sangat mudah ditebak. Namun, tidak ada salahnya kalau kamu mau membuat akhir seperti ini, asal jangan terlalu memaksakan dan terkesan ingin segera menyudahi cerita. Jenis ending ini masuk ke dalam jenis close ending.

Sad ending merupakan jenis ending yang paling dihindari oleh kebanyakan audiens, karena mereka tentu tidak ingin kisah tokoh-tokoh yang ada di dalam film berakhir dengan tragis. Film jenis ini mampu memancing emosi para audiens, apalagi kalau cerita berakhir dengan benar-benar tragis sehingga menorehkan rasa sedih dan sesak yang mendalam alias baper.
Semakin kamu bisa membuat audiens menjadi sedih, berarti kamu sudah sukses membuat cerita sad ending. Tidak semua penulis bisa membuat sad ending yang benar-benar membekas di hati audiens, GenK. Dibutuhkan kreativitas tinggi agar kamu sebagai penulis berhasil mengeksekusi akhir cerita fiksi dengan cara ini.

Shocking ending sebenarnya hampir mirip dengan twist ending, karena sama-sama menyajikan akhir cerita yang mengejutkan. Kalau twist ending biasanya dipenuhi petunjuk-petunjuk berupa kejanggalan sejak awal cerita, lain halnya dengan shocking ending.
Sesuai namanya, shocking ending menyajikan ujung cerita yang benar-benar mengagetkan, karena tidak pernah diduga ujungnya akan seperti itu. Berarti kamu harus-harus siap menahan emosi jika bertemu dengan film yang menggunakan jenis ending ini.

Circular ending adalah istilah yang digunakan pada cerita novel, di mana cerita memiliki pola yang melingkar dari awal sampai akhir cerita. Maksudnya ending cerita akan kembali lagi ke awal cerita.

Ketika memasuki bagian akhir, audiens akan ditarik lagi untuk menelusuri perjalanan tokoh utama di bagian eksposisi, konflik tokoh, atau tahap resolusi. Jadinya, ending cerita akan tetap berkaitan dengan bab awal.
Membuat cerita dengan circular ending memanglah tidak mudah, karena kamu sebagai penulis harus bisa menjaga cerita untuk terus berada di benang merah. Tujuannya supaya ending tetap sesuai dengan bab awal yang sudah ditulis sebelumnya.

Reflection ending adalah ending yang menunjukkan seluruh pencapaian yang sudah diterima oleh tokoh utama. Akhir cerita fiksi jenis ini mencerminkan juga seberapa jauh tokoh utama dapat menyelesaikan masalah di dalam cerita hidupnya.

Ini cocok banget buat kamu yang tidak suka dibuat penasaran, karena penulis sudah memaparkan secara transparan apa saja yang dialami tokoh di kehidupan selanjutnya.
Dialogue Ending

Dialogue ending (sumber: unsplash.com)
Dialogue ending adalah akhir cerita yang diakhiri dengan dialog si tokoh utama atau tokoh lainnya. Jenis ending seperti ini memungkinkan audiens untuk lebih dekat dan lebih mengenal kepribadian tokoh.
Biasanya ending seperti ini ditutup dengan adegan tokoh yang sedang mengetik tulisan atau menulis di secarik kertas sambil berdialog. Isi dialognya berisikan tentang resolusi cerita.

Nah, itu dia jenis ending cerita fiksi yang bisa menjadi alternatif kamu saat menulis sebuah cerita. Mulai sekarang kamu tidak perlu bingung lagi untuk membuat ending, karena setiap jenis ending memiliki kelebihan dan kekurangan serta peminatnya masing-masing. Buat cerita kamu menjadi lebih seru agar tidak monoton dan klise, GenK! (Trisna Maolianti )

Pos terkait