Menuju Hari Cokelat Sedunia, Yuk Kita Intip Tren Penjualan Cokelat di Tokopedia Yang Naik Drastis

  • Whatsapp
Ket Foto : Kiki Gumelar yang berasal dari Garut, awalnya merantau ke Yogyakarta untuk bekerja, suatu hari dikirimikan dodol oleh ibunya sebagai oleh-oleh khas kampung halaman. Sejak itu, Kiki pun tercetus ide untuk membuat cokelat isi dodol yang diberi nama Chocodot.

GARUT, KABARNUSANTARA.ID – Mengintip tren cokelat yang menjadi salah satu camilan yang banyak disukai. Bahkan menuju hari coklat Sedunia jumlah transaksi produk cokelat di Tokopedia meningkat hampir 3 x lipat selama tahun 2020 dibanding tahun sebelumnya.

 

Bacaan Lainnya

External Communications Senior Lead Tokopedia, Ekhel Chandra Wijaya menyebut jika penjualan cokelat di Manado, Gianyar dan Magetan mengalami Fudgybro dan Chocodot Indonesia merupakan contoh UMKM lokal yang menjual produk olahan cokelat dan turut mengalami peningkatan penjualan di Tokopedia.

Bahkan Chocodot Indonesia, Lahirkan Inovasi Cokelat Isi Dodol dan Rempah Indonesia. Cemilan asal Garut dicetuskan Kiki Gumelar saat ia merantau ke Yogyakarta untuk bekerja di distributor bahan baku cokelat, kala itu Ibunda kiki mengirimkan dodol, oleh-oleh khas kampung halamannya. Hingga akhirnya terbesit ide membuat cokelat isi dodol.

Kiki juga berinovasi menambahkan beragam varian isi pada produk cokelat miliknya. Selain itu, Kiki pun turut memanfaatkan platform digital seperti Tokopedia demi mempertahankan bisnis di tengah pandemi hingga kini produk Chocodot dapat dinikmati oleh pelanggan lebih luas bahkan hingga Bulukumba.

“Saya lalu memutuskan kembali ke Garut dan memulai usaha Chocodot pada 2009. Agar unik dan dapat diterima berbagai kalangan, kami membuat tulisan-tulisan unik di kemasan seperti Cokelat Enteng Jodoh, Cokelat Anti Galau, Cokelat Makin Cinta dan sebagainya,” ujar Kiki.

“Tidak hanya isi dodol, kami berinovasi menambahkan varian isi pada cokelat, seperti krim buah, biji kopi, kurma, rempah, teh dan jamu. Inovasi ini dicapai lewat kolaborasi dengan sejumlah petani cokelat dan pengolah kakao lokal,” jelas Kiki.

Bahkan demi mempertahankan bisnis di tengah pandemi, Chocodot memanfaatkan platform digital seperti Tokopedia untuk mendongkrak hasil penjualan.

“Lewat Tokopedia, produk kami kini dapat dinikmati oleh pelanggan lebih luas bahkan hingga Bulukumba,” ujar Kiki.

Selain itu Fudgybro, Bukti Belajar Autodidak Bisa Hasilkan Omzet Puluhan Juta, dari Rayendra Abiyasa Pramuraharjo yang selalu berkeinginan memiliki bisnis kuliner sejak kuliah.

Keterangan Foto : Rayendra Abiyasa Pramuraharjo selalu berkeinginan memiliki bisnis kuliner sejak kuliah. Dengan modal belajar autodidak dari internet, Rayendra pun melihat peluang hingga akhirnya membuat sendiri brownies dengan merek Fudgybro yang mulai dipasarkannya pada November 2018 lewat Tokopedia.

Walaupun hanya dengan modal belajar autodidak dari internet, ia akhirnya membuat sendiri brownies dengan merek Fudgybro dan mulai memasarkannya pada November 2018 lewat Tokopedia.

“Pada Maret 2020 awal pandemi, transaksi Fudgybro mengalami kenaikan hingga 4x lipat dibandingkan masa sebelum pandemi. Bahkan selama Ramadan 2021, Fudgybro bisa menerima pesanan hingga ratusan loyang setiap harinya, meningkat 3x lipat dari bulan sebelumnya,” jelas Rayendra.


Lewat Tokopedia, omzet per bulan Fudgybro pun bisa mencapai puluhan juta bahkan bisa menjangkau wilayah Medan, Bali hingga Makassar.

Pandemi pun mendorong Rayendra menghadirkan berbagai varian baru, antara lain Softbro Jar Size yang merupakan campuran potongan brownies dan es krim vanila, cookies hingga minuman cokelat.

“Lewat Tokopedia, omzet per bulan kami mencapai puluhan juta. Bahkan melalui teknologi, produk-produk Fudgybro bisa menjangkau Medan, Bali hingga Makassar,” tukas Rayendra.

Pos terkait