Ikhtiar Mencerahkan Semesta, Jadi Tema Besar Milad Muhammadyah Ke-111

  • Whatsapp

KABARNUSANTARA.ID – Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Garut Dr. Agus Rahmah Nugraha mengatakan Tema Milad Muhammadiyah ke -111 yaitu Ikhtiar Mencerahkan Semesta. Merupakan ide, atau gagasan besar terkait problematika kesemestaan karena adanya ketidakseimbangan problem iklim

“Bahwa banyak sekali kehidupan manusia yang berubah karena perubahan iklim yang tidak seimbang, misalnya global warning.
Di kita saja, perubahan jadwal petani terasa dampaknya. Ada sesuatu yang berubah sehingga kehidupannya juga berubah akibat ketidakseimbangan alam ini,” ,” tuturnya, Senin (20/11/2023).

Bacaan Lainnya

Dikatakan dia, muhammadyah melihat bagaimana harus membaca sebagai tanda-tanda alam, tanda-tanda dari Alloh.
Sehingga Muhammadiyah harus punya kontribusi memahami perubahan yang terjadi dengan lebih berikhtiar dan harus optimis memahami persoalan ini.

Menurutnya, Muhammadyah Garut akan tetap menyampaikan sebagai bentuk pemahaman bahwa hidup ini selalu berubah.

“Kita jangan terlindas oleh perubahan tapi harus jadi subyek ditiap perubahan,” katanya.Dan yang kedua bahwa da’wah amar ma’ruf nahi munkar sebagai bagian dari gerakan islam, gerakan tajdid Muhammadyah harus punya kreasi untuk membaca ini artinya tema-tema da’wah apapun untuk mengangkat harkat martabat dan pikiran manusia dimanapun ya harus tema-tema seperti ini,” tandasnya.

Ia mengajak semua kader Muhammadiyah di Garut untuk tidak berpikir hal hal yang sifatnya lokal, tapi juga masalah yang global mendunia dan membaca semua yang terjadi sebagai pemahaman yang benar tentang perubahan yang terjadi.

“Pemerintah lagi sibuk nasionalisme tahun 2024, kita sampaikan rekomendasi bahwa kita tidak bisa hidup sendiri, nasionalisme juga harus dibuka jangan sampai gagal paham, bahwa kita bagian dari dunia global ini. Dan kita harus menyampaikan kepada negara bahwa kita tidak boleh abai,” katanya.

Lanjut dia, dan seterusnya muhammadyah tentu saja berjuang dengan segala kekuatan misalnya adanya perang, belahan dunia

“Kita bukannya memihak tapi ini sesuatu nilai kemanusian ketika kemanusian itu diiris dan kemanusian itu diganggu maka kita membantu nilai kemanusian itu,” ujarnya.

Walaupun sisi subyektifnya, kata Agus, kita saudara, seiman dan sekeyakinan tapi pada prinsif lain ada soal kemanusian itu.

Termasuk kita mengingatkan zionis tidak boleh begitu, menurut Agus, kalau soal perang berhadapan saja dengan medan perang yang benar.

“Bayangkan anak-anak dihabisin, guru dihabisin, wanita dihabisin ini genosida yang terang benderang ya kita menuntut pada pemerintah harus berani mengucapkan hal yang sama,” katanya.

Dikatakannya, Muhammadyah tidak banyak berucap dalam kontek itu, karena kendalinya ada di negara. Tapi, kata dia, kita berkarya saja misalnya Muhammadyah sesi pertama sudah mengirim Rp 45 miliar.

“Garut saja sampai kemaren ahad sudah terkumpul 150 juta rupiah di Lazismu,yang belum di layanan lazismu tingkat cabang. Nanti di akhir bulan ini kita kumpulkan dilazismu wilayah lalu ke pusat menjadi bahan pengiriman di sesi kedua untuk Palestina,” jelasnya.

Dijelaskannya, bukan saja ke palestina, ketika bencana di Turki dan Maroko muhammadyah kirim bantuan termasuk bencana lokal.

“Kita tidak lepas punya rasa tanggung jawab bagian dari kehidupan yang tidak dapat pisah-pisahkan,” katanya.

Ia juga mengingatkan warga Muhammadiyah jangan sampai gagal faham tentang nasionalisme, bahwa kita punya kedirian NKRI. Tapi harus membaca sesama manusia itu harus dipertemukan dalam sisi kemanusian.

“Tidak berarti karena di sini juga banyak urusan, kenapa harus urus yang lain tidak begitu. Kita punya nilai yang utama dipahami oleh muhammadyah tidak kata lain selain kata ukuwah,” pungkasnya.

Ditegaskannya, ukhuwah Islamiyyah itu menjadi muatan, induk yang utama. Sebagai dalam risalah Islam yang berkemajuan, ujungnya itu harus Rahmatan Lil Alamin. (Asep Soe)

Pos terkait