Masih Berada di Mekkah, Ade Kaca Berdoa yang Terbaik Untuk Banjir Garut

  • Whatsapp

KABARNUSANTARA.ID – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Prvoinsi Jawa Barat Komisi V Ade Kaca mendoakan yang terbaik untuk bencana di Garut. Saat ini Ade masih berada di Mekkah yang menjalankan ibadah haji. Ade pun mendoakan yang terbaik bagi masyarakat Garut terutama bagi para korban banjir bandang di Garut.

“Saya doakan yang terbaik bagi warga Garut yang terdampak banjir bandang,” katanya, Minggu 24 Juli 2022.

Bacaan Lainnya

Sementara itu Banjir bandang yang menimpa Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Jumat malam, 15 Juli 2022 menyebabkan 14 kecamatan terdampak. Pemkab Garut menetapkan status darurat bencana selama dua minggu.

Tak cuma banjir, sejumlah kecamatan di Kabupaten Garut juga tertimpa tanah longsor. Dengan bencana banjir dan longsor itu, masa tanggap darurat bencana ditetapkan mulai 16 Juli sampai 29 Juli 2022. Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, menuturkan selama masa tanggap darurat bencana, akan dilakukan sejumlah perbaikan fasilitas dan bantuan untuk warga yang terdampak.

“Langsung 2 minggu ya, setelah itu ada rehab rekon, makanya tadi untuk pengusulan juga kita pisahkan, untuk tanggap darurat berapa untuk rehab rekonnya berapa,” ujar Helmi.

Saat ini pihaknya masih mengumpulkan data terkait bencana banjir dan longsor yang ada di Kabupaten Garut. Terutama untuk pengumpulan data yang terdampak maupun kebutuhan pada masa tanggap darurat. Berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Garut sendiri, sementara ini terdapat 32 desa/kelurahan dari 14 kecamatan yang terdampak bencana banjir dan longsor di Kabupaten Garut. Di antaranya Kecamatan Cikajang, Garut Kota, Tarogong Kidul, Bayongbong, Karangpawitan, Banyuresmi, Cilawu, Cibatu, Banjarwangi, Talegong, Pasirwangi, Tarogong Kaler, Samarang, dan Kecamatan Cigedug.

Terkait dengan data kerusakan, kerugian, dan yang lainnya, hingga saat ini masih dalam perhitungan oleh tim BPBD Garut. Helmi menginstruksikan kepada para kepala desa maupun RT/RW untuk memberikan data yang akurat serta dapat dipertanggungjawabkan. Data tersebut nantinya akan menjadi dasar penyaluran bantuan salah satunya cash for work untuk pembersihan rumah warga.

“(Penyalurannya berdasarkan) data dari kecamatan, yang tentu ini adalah data dari desa, RT, RW kemudian juga diverifikasi oleh BPBD,” ujarnya.

Helmi juga mengkonfirmasi terkait adanya korban meninggal pada bencana longsor yang ada di Kecamatan Cikajang. Ia menyampaikan, bahwa korban tersebut meninggal dunia di Puskesmas setempat, yang sebelumnya sempat dievakuasi oleh tim yang berada di lapangan.

“(Untuk informasi korban meninggal) nah itu informasi terakhir, jadi di Cikajang ini ada mantan kepala desa yang sedang sakit, kemudian entah bagaimana dia lagi di luar ya, kemudian tertimpa longsor,” ujarnya.

Selama masa darurat bencana, pihaknya akan menanggung biaya perawatan bagi para penyintas yang terdapat luka karena bencana banjir. Selain evakuasi masyarakat, ia menyampaikan bahwa ada beberapa fasilitas masyarakat yang terdampak bencana banjir di antaranya masjid, toilet, jembatan, dan Mandi Cuci Kakus (MCK).

Kepala Pelaksana BPBD Jawa Barat, Dani Ramdan mengatakan saat ini Indonesia khususnya Jawa Barat masih dalam kondisi la nina, dimana kondisi suhu di laut menjadi naik. Ia mengungkapkan, selain di Kabupaten Garut, dampak anomali dari la Nina ini juga terjadi di beberapa wilayah lain di Jawa Barat.

“(Dampak anomali cuaca juga terjadi di) Depok, melaporkan ada terjadi banjir genangan dan kota bekasi, di Kabupaten Bekasi ada satu kecamatan, tapi memang itu rutin terjadi, tetapi ya artinya hujan cukup besar,” ucapnya.***

Pos terkait