GARUT|KABARNUSANTARA.ID – Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Kabupaten Garut, Cecep R. Rusdaya mengatakan, sudah dua tahun berjalan Ujian Nasional (UN) tidak lagi menjadi syarat penentu kelulusan siswa, melainkan hanya sebagai alat ukur sistem pendidikan.
“Memang sudah dua tahun UN ini tidak lagi menjadi penentu syarat kelulusan. Tapi paling tidak, menjadi salah satu alat ukur penyelenggaraan sistem pendidikan,” kata Cecep ditemui di kantornya saat penyelenggaraan UNBK hari pertama, Senin (1/4/2019).
Cecep yang juga Kepala SMAN 15 Garut itu menyebutkan, hasil UN menjadi bahan kajian serta evaluasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang sistem pendidikan.
“Kendati demikian hasil UN pun bukan satu-satunya tolak ukur, apalagi standarisasi nilai minimal tiap sekolah tidak sama. Di daerah mungkin saja standar nilainya lebih rendah. Jadi, masih ada alat ukur dengan test yang lainnya,” jelasnya.
Baca juga:
Ridwan Kamil Usulkan Sekolah di Satu Lokasi, Mendikbud: Visioner Sekali
Pos Bersahaja, Ruang Curhat Anak Garut di Gebyar Pendidikan dan Kebudayaan 2019
Terkait UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) di SMAN 15, Cecep mengatakan, diikuti 360 siswa.
“Sistem UNBK lebih efektif dibanding UN berbasis kertas dan pensil. Alhamdulillah dua tahun pelaksanaan UNBK di sini lebih praktis dan lebih lancar. Kesulitannya itu hanya pada persiapan saja,” ujarnya.
Disinggung soal adanya kecurangan, Cecep mengatakan, dalam UNBK sangat tipis kemungkinannya.
“Secara perangkat teknis saya kira tidak memungkinkan, karena mereka (peserta UNBK) baru mendapatkan kartu loginnya itu pada saat mau masuk kelas,” jelasnya. (Jay)