PLN ULTG Garut Sosialisasikan Bahaya Bermain Layangan di Dekat Jaringan Listrik kepada Stakeholder

Manager PLN UPT Cirebon, Yaya Supriman saat melakukan sosialisasi bahaya main layangan dekat jaringan listrik kepada stakeholder Kabupaten Garut di Stadion Dalam Bintang SOR Adiwijaya Ciateul, Kamis (16/5/2024). Foto: Yana Taryana / Kabarnusantara.id

GARUT, KABARNUSANTARA.ID – Dalam menjaga keamanan jaringan listrik dari gangguan layangan, PLN Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk (ULTG) Garut mengadakan kegiatan sosialisasi tentang manfaat dan bahaya listrik kepada stakeholder di Kabupaten Garut.

Kegiatan dengan tema “Sinergi Produktif PLN & Stakeholder dalam Menciptakan Instalasi Listrik Aman dari Gangguan Akibat Layang-layang” ini diadakan di Stadion Dalam Bintang SOR Adiwijaya Ciateul, Kamis (16/5/2024).

Bacaan Lainnya

Dalam kegiatan sosialisasi manfaat dan bahaya listrik kali ini, PLN ULTG Garut mengadakan pertandingan persahabatan antara Persigar legend vs PLN legend.

General Manager PLN UIT JBT, Tejo Wihardiyono, mengapresiasi kegiatan yang diadakan PLN ULTG Garut, karena bisa bekerja sama dengan baik dengan berbagai stakeholder dalam hal ini Forkopimda dan Komunitas Layangan-layang. Sehingga gangguan jaringan listrik akibat layangan ini bisa diminimalisir.

“Kami berkomitmen bersama dan ini merupakan wujud komitmen dari PLN yang didukung oleh seluruh masyarakat Garut untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan kami pada masyarakat,” ujarnya.

Tejo Wihardiyono berharap bahwa dengan adanya listrik, Garut dapat tumbuh lebih baik, baik dari segi pariwisata maupun perekonomian.

“Dengan adanya listrik ini, kami berharap dapat membantu pertumbuhan Garut, baik dari segi pariwisata maupun pertumbuhan ekonomi masyarakatnya,” ujarnya.

Manager Unit Layanan Tranmisi dan Gardu Induk (ULTG) Garut, Maman Nurjaman, mengatakan, kegiatan laga persahabatan antara Persigar legend dengan PLN legend ini dalam rangka silaturahmi saja. Tetapi kegiatan intinya yakni sosialisasi bahaya layangan terhadap instalasi listrik.

“Kegiatan sosialisasi kali ini bisa dibilang baru. Kegiatan seperti ini merupakan inisiatif yang diadopsi dari kantor induk, UIT JBT,” ujar Maman kepada wartawan usai kegiatan sosialisasi manfaat dan bahaya listrik.

Menurut dia, kegiatan sosialisasi ini akan terus dilakukan, mengingat sebentar lagi akan menghadapi musim kemarau yang sangat panjang. Di mana musim kemarau ini banyak digunakan masyarakat untuk bermain layangan.

“Sosialisasi ini sangat penting karena akan menghadapi musim kemarau yang mungkin sangat panjang. Kami melihatnya sebagai suatu keharusan untuk terus mengingatkan dan mengimbau kepada seluruh masyarakat Garut,” ujarnya.

Maman menerangkan, gangguan listrik akibat layangan di Kabupaten Garut ini mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Pada tahun 2020, gangguan listrik akibat layangan mencapai 56 kali setahun. Namun, angka tersebut terus menurun hingga hanya 6 kali pada tahun 2022.

Tetapi di tahun 2023, lanjut dia, terjadi lonjakan kembali menjadi 26 kali. Hal ini diduga akibat pengaruh perubahan dari situasi pandemi ke endemi Covid-19, sehingga masyarakat bebas kembali beraktivitas.

“Kami berharap tahun ini jumlah gangguan akibat layangan dapat terus ditekan, terutama dengan mengurangi penggunaan tali kawat dan Aluminium foil pada layangan,” ujarnya.

Manager PLN UPT Cirebon, Yaya Supriman, mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak bermain layangan menggunakan tali kawat di dekat jalur Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) karena itu sangat berbahaya.

“Bermain layangan di dekat jaringan listrik tegangan tinggi sangat berbahaya. Ini dapat mengancam keselamatan,” ujarnya.

Selain itu, bermain layangan di dekat jaringan transmisi juga dapat menyebabkan terjadinya busur api yang besar, yang berpotensi menimbulkan kebakaran.

“Hal ini dapat menyebabkan kerugian baik bagi individu yang terlibat maupun bagi lingkungan sekitar, termasuk bangunan dan tanaman,” tambahnya.

Ia menerangkan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk meminimalisir risiko ini.

Salah satunya adalah dengan memberikan edukasi kepada masyarakat, terutama di daerah yang diidentifikasi sebagai spot rawan bagi para pemain layangan.

Selain itu, PLN juga bekerja sama dengan komunitas layangan untuk mengkampanyekan cara bermain layangan yang aman.

“Kami menggandeng tokoh masyarakat, seperti tokoh pemuda, tokoh agama, dan tokoh masyarakat lingkungan, serta pemerintahan setempat, untuk sama-sama mempromosikan keselamatan dalam bermain layangan,” tutur Yaya Supriman.

Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya bermain layangan di dekat jalur pegangan tinggi, sehingga dapat mengurangi risiko kecelakaan dan kerugian yang ditimbulkan

Sementara itu Staf Ahli Bupati Bidang Pembangunan Ekonomi dan Keuangan, Nia Gania Karyana, MSi, mengapresiasi acara yang digagas oleh PLN ULTG dengan tujuan utama untuk menyelamatkan aliran listrik.

Menurutnya, kehilangan aliran listrik akan merugikan kita sendiri. Dia juga mengapresiasi komunitas yang mendukung upaya untuk memastikan bermain layang-layang tetap aman tanpa mengganggu aliran listrik.

“Kita tidak melarang bermain layang-layang, tetapi kita harus memastikan bahwa kegiatan ini dilakukan dengan aman, tidak menggunakan kawat, melainkan benang,” ujarnya.

Ia menegaskan pentingnya menjaga keselamatan aliran listrik, keselamatan penerbangan, dan keselamatan diri sendiri saat bermain layang-layang.

“Kita harus mendukung upaya PLN untuk menjaga agar listrik tetap menyala dengan instalasi yang aman,” paparnya. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan