GARUT, KABARNUSANTARA.ID – Angka gangguan listrik yang diakibatkan oleh permainan layang-layang menggunakan kawat di Kabupaten Garut saat ini mengalami penurunan yang cukup signifikan.
PT PLN mencatat angka gangguan jaringan listrik di Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan di Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) yang ada di Kabupaten Garut untuk tahun 2020 itu ada 40 kejadian dan Tahun 2021 hanya ada19 kejadian.
“Alhamdulillah gangguan sekarang turun sekitar 66 persen. Ini berkat kerjasama semua pihak, dari mulai komunitas (penggemar layang layang), aparat kepolisian dan juga Pemkab Garut,” ujar Manajer PLN Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk (ULTG) Cirebon, Achmad Susilo kepada wartawan usai sosialisasi manfaat dan bahaya listrik kepada komunitas layang layang di Kecamatan Cilawu, Minggu (20/3/2022).
Achmad menerangkan, menurunnya gangguan listrik di SUTT dan SUTET akibat permainan layangan yang menggunakan kawat ini berkat kerjasama dengan semua pihak.
Dengan adanya kerjasama ini, kata dia, pengawasan terhadap masyarakat yang bermain layangan menggunakan kawat ini bisa lebih maksimal.
“Selain ada razia dari aparat, kita sekarang ini memaksimalkan pengawasan oleh komunitas layangannya langsung. Alhamdulilah sekarang dampaknya positif,” terangnya.
Achmad mengakui, gangguan jaringan listrik di SUTT dan SUTET akibat layangan kawat di wilayah Kabupaten Garut ini sebelumnya memang sangat tinggi. Hal itu terjadi akibat banyaknya masyarakat yang bermain layangan dan kurang pengawasan.
“Paling tinggi itu di wilayah Cilawu ini. Tetapi sekarang sudah tidak lagi,” terangnya.
Menurut dia, pihaknya terus melakukan upaya dalam menekan angka gangguan jaringan listrik akibat layangan kawat ini, karena jika jaringan SUTT dan SUTET yang ada di Kabupaten Garut ini terganggu, maka akan mengganggu jaringan listrik kepada pelanggan yang ada di Jawa dan Bali.
“Suplai listrik kepada pelanggan akan terganggu dan ini akan berdampak para perekonomian juga,” terangnya.
Maka dari itu, kata dia, dengan ada sinergitas antara seluruh pihak termasuk komunitas layangan ini gangguan jaringan listrik akibat layangan bisa diminimalisir.
“Sekarang ini juga sudah ditentukan zona hijau dan zona merah untuk bermain layangan di Garut, ini supaya tidak mengganggu jaringan SUTT maupun SUTET,” terangnya.
Achmad mengimbau kepada masyarakat untuk memperhatikan lokasi bermain layangan, selain itu dalam bermain layangan ini tidak menggunakan kawat atau bandangan karena ini akan mengganggu jaringan listrik jika terkena jalur SUTT maupun SUTET.
Sementara itu, Dani Hamdani, Ketua Komunitas Layang layang yang tergabung pada wadah Pelangi Garut mengatakan, selama ini tim relawan dari komunitas layangan ini terus melakukan edukasi kepada masyarakat dan anggota komunitasnya dalam menerbangkan layangan untuk tidak menggunakan kawat atau bandangan.
“Sekarang ini kami sudah membentuk relawan untuk mengedukasi masyarakat dan selama ini sudah dilakukan sosialisasi dan alhamdulilah sekarang sudah tidak ada lagi bermain layangan menggunakan kawat,” terangnya.
Dani mengaku, memang saat ini pihaknya belum maksimal dalam menghilangkan penggunaan kawat dalam bermain layangan. Karena masyarakat yang ada di Kabupaten Garut yang bermain layangan ini sangat banyak.
“Yang masuk anggota saja itu lebih dari 3000 orang. Belum masyarakat umum. Tetapi kita terus maksimalkan supaya tidak ada lagi bermain layangan menggunakan bandangan,” terangnya.
Dani memastikan, untuk pemain layangan yang masuk komunitasnya ini, dirinya menjamin sudah tidak ada lagi yang menggunakan kawat dalam menerbangkan layangannya.
Selain itu, dalam bermain layangannya juga sudah mempunyai tempat dan jauh dari jaringan listrik seperti SUTT dan SUTET. (Jay)
Gangguan Aliran Listrik Akibat Layang Layang Menurun Drastis Berkat Sinergitas Semua Pihak
