GARUT, KABARNUSANTARA.ID – Srikandi PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Tengah (UIT JBT) mengadakan kegiatan Goes to School di SDN Ngampang 1,2 di Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, Selasa (30/7/2024).
Kegiatan yang diadakan dalam rangka Hari Anak Nasional (HAN) ini diisi berbagai kegiatan, seperti memberikan edukasi terkait manfaat dan bahaya listrik, membagikan suvenir kepada siswa dan bantuan alat olahraga seperti bola voli, bola sepak, net voli dan papan catur kepada dua sekolah tersebut.
Dalam kegiatan ini juga, Srikandi PLN yang didampingi oleh para pegawai dan pejabat dari Unit Pelaksana Transmisi (UPT) Cirebon dan Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk (ULTG) Garut ini mengadakan berbagai permainan bersama anak-anak SD tersebut.
Endah Triyaning Tiyas, Champion Srikandi PLN UIT JBT mengatakan, kegiatan PLN Goes to School ini merupakan program kerja Srikandi PLN. Program ini biasa diadakan untuk memberikan edukasi terkait manfaat dan bahaya listrik terhadap anak-anak.
“Untuk tahun ini kita adakan sekaligus dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional,” ujarnya.
Menurut Tiyas, kegiatan ini sengaja diadakan di Kabupaten Garut, tepatnya di SDN Ngamplang 1, 2 karena wilayah ini merupakan daerah rawan terkait gangguan listrik yang diakibatkan oleh permainan layangan.
“Jadi kita di sini memberikan edukasi kepada anak-anak, apa sih bahaya listri, apa sih manfaatnya. Termasuk bahaya bermain layangan di dekat jalur listri,” ujarnya.
Dengan kegiatan ini, kata dia, intinya Srikandi PLN ingin membantu menurunkan angka gangguan listrik yang diakibatkan oleh permainan layangan. “Jadi harapan kami bisa menurunkan jumlah gangguan yang ada di sekitar Garut,” terangnya.
Tiyas menerangkan, dengan memberikan edukasi terhadap siswa SD ini, diharapkan nantinya anak-anak ini bisa mensosialisasikan terkait bahaya bermain layangan di sekitar jaringan listrik kepada teman-temannya, kerabat dan keluarganya.

Hal senada dikatakan Ahmad Azhari Kemal, Senior Manager Pemeliharaan PLN UIT JBT. Menurut dia, kegiatan Srikandi PLN Goes to School ini merupakan upaya PLN dalam mengenalkan manfaat dan bahaya listrik sejak dini kepada masyarakat.
“Jadi ini upaya kami dalam mengenalkan secara dini manfaat dan bahaya listrik kepada masyarakat terutama anak-anak sekolah,” ujarnya.
Selain itu, kata dia, kegiatan edukasi yang diadakan di sekolah ini juga sebagai upaya menekan gangguan jaringan listrik yang diakibatkan permainan layangan menggunakan kawat. Ini dilakukan karena di wilayah ini aktifitas masyarakat dalam bermain layang-layang ini sangat tinggi.
“Banyaknya aktifitas bermain layangan ini beberapa kali terjadi gangguan terhadap saluran udara dan terjadi pemadaman. Jadi dengan sosialisasi ke siswa sekolah ini diharapkan mereka jadi paham,” ujarnya.
Ahmad mengimbau kepada masyarakat untuk menghindari bermain layangan di sekitar Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) maupun Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) karena itu bisa membahayakan diri sendiri dan mengganggu suplai listrik ke masyarakat.
“Hindari bermain layangan dengan menggunakan tali kawat atau alumunium karena itu akan membahayakan,” ujarnya.
Yaya Supriman, Manager PLN Unit Pelaksana Transmisi Cirebon mengatakan, gangguan listrik akibat para pemain layang-layang yang menggunakan bahan konduktif seperti benang kawat dan alumunium koil untuk wilayah Garut saat ini memang sudah mengalami penurunan yang cukup signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Meski begitu, lanjut dia edukasi terhadap bahaya bermain layangan menggunakan tali berbahan konduktif di sekitar SUTT dan SUTET ini terus dilakukan kepada masyarakat. Karena gangguan saluran listrik dari layangan masih kerap terjadi.
“Memang kondisi saat ini sudah agak menurun dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, tetapi gangguan itu masih ada,” ujarnya.
Yaya menambahkan, edukasi dan sosialisasi terkait bahaya bermain layangan menggunakan tali kawat ini akan terus dilakukan, karena di samping mempunyai kewajiban untuk meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan juga punya kewajiban untuk menjaga keselamatan masyarakat umum.
“Bermain layangan menggunakan tali kawat ini selain bisa menimbulkan gangguan listrik juga bisa menimbulkan bahaya terhadap manusia,” paparnya.
Sementara itu, Kepala SDN Ngamplang 1 Hapid Usman menyambut baik dengan kegiatan edukasi yang diadakan PLN ini. Menurut dia, kegiatan ini sangat positif karena di wilayahnya banyak anak-anak yang bermain layangan.
“Dengan edukasi ini, sekarang anak-anak untuk tidak bermain layangan disekitar jalur listrik karena itu berbahaya,” terangnya.
Dengan adanya kegiatan ini, lanjut dia, dirinya dan pihak sekolah akan terus memberikan pemahaman kepada siswa maupun masyarakat supaya tidak bermain layangan menggunakan tali kawat atau bahan konduktif lainnya.
“Kita akan sampaikan kepada siswa lainnya maupun masyarakat terkait bahaya bermain layangan disekitar jalur listrik ini,” paparnya. (*)