GARUT, KABARNUSANTARA.ID – Dosen dan mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB), melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat (PM), di Desa Sukasenang, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Senin (8/7/2024).
Kegiatan ini dilaksanakan untuk membantu penyelesaian permasalahan yang timbul di masyarakat serta memajukan kesejahteraan bangsa, khususnya masyarakat desa.
Ketua Kelompok Keahlian Informatika ITB, Prof. Ir. Kridanto Surendro, M.Sc., Ph.D., mengatakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Sukasenang ini pihaknya memberi pelatihan kepada masyarakat.
“Pelatihan yang diberikan di antaranya adalah pengolahan limbah minyak atau jelantah menjadi sabun dan lilin,” ujarnya di Aula Desa SukaSenang. Jalan KH. Hasan ARif, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Senin (8/7/2024).
Menurut Kridanto, bahwa kegiatan ini dibiayai oleh ITB dari program kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2024. Kegiatan ini, terangnya, dilakukan oleh dosen dengan mengajak sejumlah mahasiswa dan bekerja sama dengan Institut Teknologi Garut (ITG) serta Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Garut.
“Pada saat pertama kami sudah melakukan kegiatan pelatihan “training of trainer” pada beberapa orang mahasiswa ITG. Diharapkan mereka bisa menjadi ujung domba untuk melakukan kegiatan ini ke lingkungan masyarakat di kota Garut ini”, ucapnya.
Kridanto menyebutkan, selain membawa 12 orang mahasiswa ITB, untuk menyukseskan kegiatan di Desa Sukasenang ini, pihaknya juga dibantu 10 orang mahasiswa ITG. Ia menuturkan, dipilihnya Garut sebagai tempat pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini tentunya dengan berbagai pertimbangan.
Menurut Kridanto, dirinya dan beberapa dosen lainnya di ITB mengusulkan untuk melakukan kegiatan di Kabupaten Garut karena Garut diniali banyak industri, banyak usaha yang menjual produknya dengan cara digoreng. Ia pun mengaku sudah pernah melihat usaha sejumlah produk di Garut yang banyak menggunakan minyak goreng sehingga limbah minyaknya pun banyak.
Kridanto mencontohkan, banyak produk makanan khas Garut yang pengolahannya dengan cara digoreng di antaranya kerupuk kulit dan burayot. Mengingat setiap harinya jenis makanan seperti itu diproduksi dengan jumlah yang besar, tentu limbah minyak goreng atau jelantahnya pun akan banyak.
“Daripada dibuang yang malah akan menimbulkan masalah lingkungan, kan lebih baik limbah jelantah itu kita manfaatkan dengan diolah menjadi barang yang berguna seperti sabun dan lilin. Tak hanya bisa digunakan sendiri, jika produksinya sudah lumayan besar, ini kan bisa dijual dan menjadi sumber mata pencaharian,” ucapnya.
Menurut Kridanto, cara pengumpulan limbah jelantah ini bisa dilakukan seperti halnya sistem bank sampah. Ibu-ibu bisa mengumpulkan minyak jelantah untuk dijual dan dikumpulkan untuk kemudian diproduksi menjadi sabun dan lilin.
Krisdanto menyebutkan, bahwa program Pengabdian kepada Masyarakat merupakan kegiatan yang berorientasi pada pelayanan kepada masyarakat dengan menerapkan hasil kepakaran dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni oleh civitas akademika ITB dalam menyelesaikan permasalahan masyarakat dan memajukan kesejahteraan bangsa.
Sementara itu, Kepala Desa Sukasenang, Iwan Ridwan, menyambut baik kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan pihak ITB di desanya ini. Menurutnya, hal ini sebagai sebuah kepedulian yang sangat besar manfaatnya bagi masyarakat, khususnya warga Desa Sukasenang.
Iwan berharap, program ini bisa diterapkan secara baik oleh warga mengingat manfaatnya yang begitu besar. Dengan sistem pengolahan limbah minyak jelantah menjadi sabun dan lilin ini, diharapkan bisa mengurangi pencemaran di daerahnya akibat pembuangan limbah minyak jelantah.
“Yang tak kalah pentingnya, keterampilan yang dimiliki warga dalam mengolah limbah minyak jelantah ini juga bisa menjadi mata pencaharian baru yang nantinya diharapkan akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan perkonomian warga Desa Sukasenang,” katanya.
Iwan menambahkan, bahwa kegiatan tersebut diikuti 60 peserta yang semuanya merupakan warga Desa Sukasenang. Selain mendapatkan pelatihan, setiap peserta juga mendapatkan 1 liter minyak goreng dari pihak ITB.
Di tempat yang sama, Ketua PKK Desa Sukasenang, Indri Pancawati, menuturkan jika kegiatan ini sangat positif dan besar manfaatnya bagi warga, karena selain bisa mengurangi pencemaran akibat pembuangan limbah jelantah, juga dapat menghasilkan barang yang sangat berguna.
“Benar-benar sangat bermanfaat. Setelah mengikuti pelatihan ini, warga khususnya ibu-ibu tidak akan lagi membuang limbah jelantahnya yang tentunya berpenagruh terhadap pencemaran lingkungan, tapi bisa diolah menjadi barang yang sangat berguna,” ucapnya. (*)