Kasus Positif Covid-19 di Garut Meningkat Signifikan, Pemkab Garut Tambah Ruang Isolasi

  • Whatsapp
Wakil Bupati Garut.

GARUT, KABARNUSANTARA.ID – Dalam dua pekan terakhir, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Garut bertambah 62 kasus. Pemkab Garut mulai khawatir akan tingkat penyebaran Covid-19 di wilayah Kabupaten Garut saat ini yang sudah terbilang masive.

Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, menyebutkan peningkatan kasus positif Covid-19 di daerahnya pada bulan ini meningkat signifikan dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

Bacaan Lainnya

“Bulan ini memang terjadi peningkatan yang sangat signifikan jika dibanding bulan-bulan sebelumnya. Sebagai contoh, selama bulan Agustus, kasus warga yang terkonfirmasi positif hanya ada 22 kasus akan tetapi bulan September ini sampai pertengahan saja sudah terjadi 62 kasus,” ucap Helmi saat ditemui seusai memimpin rapat penanggulangan Covid-19 di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Selasa (15/09/20).

Kondisi seperti ini diakui Helmi tentu saja menjadi perhatian sangat serius Pemkab Garut dan unsur lainnya. Bersama pihak terkait, Pemkab Garut melakukan gerakan besar dengan melaksanakan penanganan yang sangat ketat untuk mencegah terus terjadinya penyebaran Covid-19.

Dari begitu tingginya kasus warga terkonifirmasi positif yang terjadi dalam dua pekan terakhir ini, diungkapkan Helmi, beberapa di antaranya muncul klaster baru dalam lingkungan keluarga. Hal ini dinilainya sangat patut diwaspadai karena tingkat penyebarannya yang sangat cepat.

Helmi menerangkan, berdasarkan laporan yang diterimanya, saat ini sudah ada 12 klaster keluarga yang sudah menjalani isolasi di RSUD dr Slamet Garut. Salah satu klaster keluarga berasal dari Kecamatan Wanaraja dimana terdapat empat anggota keluarga yang tertular Covid-19.

Ia juga menyampaikan, berbeda dengan sebelum-sebelumnya dimana penyebaran Covid-19 lebih banyak terjadi dari luar, saat ini penyebaran justru sudah beralih ke transmisi lokal. Hal ini termasuk penyebaran yang terjadi di kalangan internal keluarga sehingga muncul klaster keluarga.

Dengan alasan itulah, tambahnya, pihaknya saat ini lebih ketat jika menemukan ada orang yang positif Covid-19. Pasien tersebut harus langsung dibawa ke rumah sakit untuk menjalani isolasi, tak bisa lagi menjalani isolasi mandiri jika sarana yang dibutuhkan tidak benar-benar menunjang.

“Kalau dulu, kita masih bisa memberikan toleransi bagi mereka yang mau menjalani isolasi mandiri sepanjang sarana penunjang seperti ruangan khusus yang terpisah bisa disediakan. Namun untuk saat ini, kita lebih ketat lagi, jika ada yang ditemukan terkonfirmasi, kita langsung bawa untuk menjalani isolasi di rumah sakit,” katanya.

Tambah Kapasitas Ruang Isolasi

Terjadinya peningkatan jumlah kasus warga terkonfirmasi positif Covid-19 di Garut ini ditindaklanjuti oleh pihak Rumah sakit Umum Daerah (RSUD) dr Slamet Garut dengan melakukan berbagai upaya antisipasi. Salah satunya dengan melakukan penambahan ruangan isolasi serta tempat tidur untuk pasien terkonfirmasi positif Covid-19.

Menurut Kabid Pelayanan Medis RSUD dr Slamet Garut, dr Zaini Abdillah, penambahan kapaisitas ruangan isolasi dan tempat tidur harus dilakukan mengingat jumlah kasus terkonfirmasi positif di Garut yang mengalami lonjakan tinggi akhir-akhir ini. Jika tak dilakukan penambahan, diprediski ruangan dan tempat tidur yang ada saat ini akan penuh bahkan tak akan mencukupi.

“Saat ini, kapasitas tempat tidur di ruang isolasi RSUD dr Slamet hampir 90 persennya sudah terisi, baik yang positif maupun suspek Covid-19. Makanya kita putuskan untuk segera menambah kapasitas ruangan dan tempat tidur sebagai langkah antisipasi,” ucap Zaini.

Dikatakan Zaini, selama ini RSU dr Slamet Garut sudah menyediakan 30 tempat tidur di ruang isolasi untuk pasien Covid-19 yang berada di gedung Puspa. Namun karena saat ini terjadi lonjakan kasus terkonfirmasi positif, maka sejumlah ruangan pun akan disiapkan untuk ruang isolasi, di antaranya Gedung Cempaka bawah dengan kapasitas 44 tempat tidur, gedung Cempaka Atas (74 tempat tidur), ruang observasi (16 tempat tidur), ruangan pasien anak (9 tempat tidur), ruangan Mirah (58 tempat tidur) serta sejumlah ruangan lainnya.

Lebih jauh Zaini menjelaskan, tak hanya gedung yang ada di lingkungan RSUD dr Slamet Garut saja, ke depannya jika masih diperlukan, penambahan ruangan iasolasi untuk tempat perawatan pasien Covid-19 juga akan menggunakan bangunan lainnya. Salah satu bangunan yang akan digunakan jika sewaktu-waktu diperlukan ruangan tambahan yakni gedung KB yang lokasinya cukup dekat dari RSUD dr Slamet.

Pos terkait