Kadinkes Garut Wanti Wanti Waspada PD3I Karena Sudah Ada Yang Terjangkit Difteri Yang lebih Berbahaya dari Covid 19

GARUT,KABARGARUT.ID- Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Jawa Barat, dr. Leli Yuliani, mewanti wanti masyarakat agar waspada terhadap Penyakit yang( Dapat Dicegah dengan Imunisasi PD3I).

PD3I disebabkan oleh virus dan bakteri, dan dapat dicegah dengan imunisasi yang efektif. 

” Yang termasuk PD3I itu, difteri, campak, polio dan yang lainnya. Nah kita harus berupaya untuk mencegah penyakit yang termasuk PD3I ini, dengan cara harus optimalisasi imunisasi. Jadi capaian imunisasinya harus 100 persen,” tegas Leli, saat rapat dengan unsur pegawai Puskesmas, Forkopimcam dan masyarakat di Aula Kecamatan Garut Kota, Rabu (19/02/2025).

Rapat digelar sebagai responsif terhadap adanya salah satu warga di Kecamatan Garut Kota yang terjangkit Difteri.

” Makanya saya barusan di Kecamatan Garut Kota mengajak seluruh elemen masyarakat untuk sama sama berkomitmen untuk bisa mencapai cakupan imunisasi seratus persen,” ungkapnya.

Leli juga sebut, Difteri lebih berbahaya dari pada virus ovid 19,. Sebab bakteri dari difteri ini bisa mengeluarkan racun, atau toksin yang bisa membuat masalah di jantung dan paru paru yang penyebarannya melalui percikan ludah, atau droplet infection dari penderita difteri

Umumnya gejala penyakit difteri akan muncul 2–5 hari setelah seseorang terinfeksi bakteri Corynebacterium diphteriae. Setelah itu, bakteri menyebar ke aliran darah dan menimbulkan gejala di bawah ini:

Terbentuknya lapisan tipis berwarna abu-abu yang menutupi amandel dan tenggorokan, Demam dan menggigil.
Nyeri tenggogorokan dan suara serak.
Sulit bernapas atau napas yang cepat.
Pembengkakan kelenjar getah bening pada leher, lemas dan lelah, pilek yang awalnya cair, tetapi dapat sampai bercampur darah, batuk yang keras, rasa tidak nyaman, gangguan penglihatan. bicara melantur, tanda-tanda syok, seperti kulit yang pucat dan dingin, berkeringat, dan jantung berdebar cepat.

Ditambahkan Leli, imunisasi lengkap itu harus dilakukan sejak usia bayi hingga usia sekolah dasar. Imunisasi lengkap itu meliputi 14 imunisasi antigen untuk pencegahan hepatitis A, hepatitis B polio campak, difteri, titanus, TBC berat, untuk pencegahan penyakit paru, diare dan lain lain. (Asep Sore)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan