Warga dan Nakes di Pelosok Garut  Harus Melintasi Sungai Dengan Rakit Untuk Vaksinasi

  • Whatsapp

GARUT, KABARNUSANTARA.ID- Kesadaran masyarakat Garut untuk divaksin Covid 19 cukup tinggi, kesadaran ini tumbuh seiring gencarnya kampanye pentingnya vaksinasi agar terhindar dari kemungkinan besar terpapar Covid 19. Karenanya pelaksanaa vaksinasi di berbagai daerah selalu direspon positif oleh warga, tak terkecuali warga di pelosok Garut.

Bacaan Lainnya

Namun perjuangan masyarakat di pelosok Garut bagian selatan, untuk mendapatkan Vaksin Covid 19 ini, tidaklah semudah yang dibayangkan seperti di perkotaan, mereka  harus menyebrangi sungai lantaran jembatan penghubung sudah lama putus diterjang banjir bandang beberapa waktu yang lalu.

Petugas kesehatan yang hendak melakukan proses vaksinasi pun harus menggunakan rakit bambu lantaran motor yang mereka gunakan tak mampu menembus derasnya air sungai. Jembatan Cimangke sudah lama dibiarkan putus dan mengganggu kebutuhan banyak masyarakat.

Keinginan warga pelosok Garut Selatan untuk mendapatkan vaksin corona terkendala sulitnya medan. Seperti yang yang dialami warga Desa Ciroyom dan Desa Cigadog Kecamatan Cikelet Garut, mereka harus rela menyebrang sungai Cimangke.  Petugas kesehatan dari Puskesmas Cikelet pun harus rela menuju lokasi vaksinasi dengan cara menceburkan diri ke sungai, karena jembatan penghubung antar desa sudah lama putus

“Jembatanya kena banjir bandang dulu, belum tahu kapan dibangun jembatan lagi,” kata Kepala Desa Ciroyom Ojak, saat dihubungi, Sabtu 11 Desember 2021,

Sementara tenaga kesehatan selaku vaksinator vaksim Covid 19 di Kecamatan Cikelet menyatakan, petugas harus nyebrang menggunakan rakit, karena motor pembawa vaksin tak bisa dipaksakan melintas sungai yang deras.

“Tim nakes vaksinasi pembawa vaksin untuk warga harus naik rakit pa, ya kalo motor dipaksakan diceburin ke sungai tamat lah mogok,”kata tenaga kesehatan Bayu Samudra.

Bayu juga menceritakan suka dukanya bertugas di wilayah pelosok Garut selatan, terutama saat menempuh perjalanan ke tempat vaksinasi yang jarak  berjauhan antara tempat yang satu dengan yang lainnya.

“Sukanya itu kadang kita dapetin hal hal yang lucu dari masyarakat peserta vaksin, dukanya ya seperti perjanan harus ditempuh dengan susah payah, harus naik rakit, sedangkan kendaraan yang kita pakai harus disimpan di pinggir sungai. Tapi biarlah semua itu yang penting masyarakat bisa sehat dan tercegah dari pemaparan Corona,” ujarnya.

Tentu bukan hanya petugas yang mengalami suka duka, masyarakat peserta vaksinpun mengalami hal serupa.
Meski demikian, warga di pelosok Garut tetap bersemangat untuk memperoleh vaksinasi demi menjaga kesehatan. Demikian pula dengan Nakes mereka tetap bersemangat untuk menjalankan tugasnya sebagai vaksinator tak pernah surut.

Belum diketahui sampai kapan dua Desa ini tak memiliki akses jembatan, namun kepentingan insfratuktur jembatan sangat dibutuhkan bagi semua pihak.

Bukan hanya urusan vaksinasi saja yang terganggu, urusan ekonomi, pendidikan dan akses lain pun sangat terkendala, dan diperlukan jembatan baru bagi warga dua  Desa pelosok Garut ini. (Asep Sudrajat).

Pos terkait