GARUT,KABARNUSANTARA.ID – Kepemimpinan Abdusy Syakur Amin – Putri Karlina sebagai Bupati dan Wakil Bupati Garut mendapat ragam tanggapan dari masyarakat termasuk tokoh Garut yang juga mantan Ketua DPC Partai Bulan Bintang Garut, Jawa Barat, Ustadz Hudan Mushafuddin.
Ia menilai kinerja Bupati dan Wakil Bupati di awal kepemimpinannya itu cukup responsif, solutif dengan pendekatan yang humanis.
“Setelah saya melihat di awal kepemimpinan Abdusy Syakur dan Teh Putri setelah dilantik tanggal 20 Februari membuat gebrakan-gebrakan yang tidak biasanya seperti apel senin pagi di pusat perbelanjaan, penertiban pengamen dan pengemis di pasar legendaris Ceplak dan gebrakan lainnya,” kata Ustadz Hudan . Rabu (12/3/2025).
Mengenai apel Senin pagi di pusat perbelanjaan, menurut penilaian dia, itu suasana baru yang tidak dimaksudkan untuk mengganggu orang berbelanja. Tapi merupakan sebuah pendekatan yang humanis, karena di tempat itu terdapat berbagai problematika masyarakat.
“Saya harap segala problematika masyarakat harus segera diselesaikan jangan berlarut-larut seperti kasus di Cibatu pelemparan seorang karyawan oleh atasannya dengan sepatu, terus lagi mengenai ormas islam yang lakukan sweeping ke warung-warung di saat bulan Ramadhan ini,” ujarnya.
Karenanya, Hudan berharap pemimpin Garut bisa melakukan pendekatan, baik ke perusahaan maupun ke karyawannya. Begitu pula terhadap ormas islam yang lakukan sweeping agar di dalam melaksanakan ibadah puasa bisa aman dan nyaman.
Dia berkeyakinan, kedua pemimpin ini ingin membangun Garut dengan kekuatan sinergitas dengan kapasitas Syakur Amin yang akademisi berpendidikan luhur di topang dengan Akhlaqul karimah dan didukung Wakil Bupatinya yang pintar
“Ini Pemimpin yang di inginkan masyarakat Garut, mengayomi dan menghargai kemanusiaan,” ucapnya.
Hudan juga memberikan masukan, aga pemimpin Garut bisa mengedukasi masyarakat Garut yang agraris bisa menerima pergeseran ke dunia industri, dengan pendekatan humanis.
” Jangan dianggap sepele, masyarakat Garut ini punya harga diri. Kalau memang kita memahami kebutuhan pabrik ini harus dipercepat, tolong dipahami masyarakat Garut ini masyarakat yang agraris, ya harus humanis pendekatannya. Jang dengan intimidasi atau kekerasan , itu akan berdampak buruk bagi masyarakat Garut yang perlu penghidupan karena lahan pertaniannya tergerus industri,” katanya.
Karenanya pihak perusahaan industri, lanjut Hudan, harus pelan pelan dalam merealisasikan program ya terkait kejar target, supaya tercipta situasi yang kondusif.
” Ini harus dipandu oleh Bapak Bupati juga. Sehingga sinergitas antara pemerintah dan perusahaan dengan stakeholder yang lainnya supaya aman, repeh rapih. Silahkan pengusaha berusaha di Garut, tapi tolong jaga harga diri masyarakat Garut,. Jangan dengan intimidasi, sebagai warga Garut saya juga bisa tersinggung,” tegasnya.
Hudan berpesan kepada Bupati dan Wakil Bupati, di tengah efesiensi anggaran, oa meminta agar anggaran yang ada dipergunakan sebaik mungkin untuk kepentingan perbaikan kepentingan masyarakat.
” Sekecil apapun anggaran pergunakan untuk kemaslahatan, hindari kebocoran kebocoran yang tidak jelas. Gunakan seefektif mungkin untuk perbaikan masyarakat, dengan prioritas bidang pendidikan, kesehatan dan pengembangan ekonomi, ini himbauan saya,” tandasnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, Bupati dan wakil Bupati wajib mengatur birokrasi yang efektif, yang amanat dan jangan sampai salah pilih orang untuk penempatannya
Hudan juga menyinggung soal pelaksanaan ibadah puasa Ramadan, dimana masih ada sebagian warga yang belum menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim, sehingga menimbulkan reaksi berlebih dari Ormas Islam.
” Yang tidak melaksanakan shaum harus menghargai yang melaksanakan shaum, ini bulan Ramadhan . Tentu saya juga memahami para aktifis gerakan ini ateul (gatel) lah melihat pemandangan seperti ini. Lagi lagi pemerintah harus berperan aktif, sinergitas untuk menyadarkan masyarakat dengan mengajak Ormas Islam untuk melaksanakan sosialisasi ke masyarakat, menyadarkan masyarakat,,” katanya
Ia khawatir dengan adanya sweeping yang dilakukan ormas Islam terhadap warung, atau perusahaan yang membuka usaha makanan, atau minuman dan sejenisnya bisa menimbulkan tindakan anarkis, yang akhirnya bisa menimbulkan kesan Garut anarkis.(Asep Soe).