Target BTN Naik 10 % Dalam Penyaluran KPR Bersubsidi Meski Tengah Ada Pandemi

  • Whatsapp

JAKARTA, KABARNUSANTARA.ID – Perusahaan BUMN PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau Bank BTN tahun ini menargetkan pertumbuhan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) bersubsidi sebesar 10 persen. Target itu akan digapai karena pemerintah menambah total KPR bersubsidi sebagai bentuk stimulus jilid II.

Pahala Mansury Direktur Utama BTN, menyatakan pihaknya optimis mencetak target tersebut meskipun saat ini pandemi Covid-19 masih melanda dan belum menunjukkan tanda mereda.

Bacaan Lainnya

“Total unit secara keseluruhan ada 172.000, di mana kuota yang dimiliki oleh Bank BTN bertambah 146.000. Ini yang diharapkan akan mendorong pertumbuhan KPR subsidi untuk tahun 2020,” jelas Pahala dalam video conference, Senin (3/8/20).

Dari awal kemunculan Covid-19 permintaan KPR menurun, namun mulai Juni 2020 silam, permintaan KPR baik subsidi maupun non subsidi meningkat, tercatat, penyaluran KPR mencapai angka Rp 193,49 triliun.

Angka ini jelas naik sebesar 2,47 persen year-on-year (yoy) dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya yang mencapai Rp 188,82 triliun.

“Ini kita harapkan pelan-pelan menunjukkan adanya perbaikan dan diharapkan sampai akhir tahun nanti kredit kita tumbuh 4 persen serta KPR 5,5 sampai 6 persen,” papar Pahala.

Catatan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) bahwa permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bersubsidi mulai meningkat seiring dengan dilonggarkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), sampai 25 Juni, permintaan KPR subsidi BTN meningkat hingga 75 persen.

“Permintaan itu lebih tinggi dari KPR subsidi di bulan Mei,” kata Direktur Utama Bank BTN, Pahala Mansury dalam diskusi virtual Mendorong Pemulihan Ekonomi Melalui Perbankan, Kamis (2/7/20).

Menurut ia, adanya pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB membuat kondisi ekonomi mulai berangsur-angsur pulih, termasuk permintaan kredit tersebut.

“Jadi kami optimistis dengan pelonggaran PSBB ini meningkatkan aktifitas ekonomi dan juga permintaan kredit berangsur-angsur pulih kembali,” ujarnya.

Bahkan Pahala sudah memperkirakan hingga akhir Juni nilai restrukturisasi kredit nasabah akan mencapai Rp30 triliun, sementara hingga akhir Mei, kata dia, bank BTN sudah melaksanakan restrukturisasi kredit senilai Rp26 triliun.

“Sejak Maret kami melihat dari sisi perbankan kami lakukan restrukturisasi. Keringanan dari OJK. Jumlah debitur yang melakukan restrukturisasi cukup besar jumlahnya,” kata Pahala.

Bank BTN cukup beruntung karena 80 persen nasabahnya merupakan nasabah bank yang memang berpendapatan tetap, namun demikian, 60 persen dari portofolio yang dimiliki BTN merupakan masyarakat berpendapatan rendah.

“Karena fokus utama dari bank BTN adalah menyalurkan KPR subsidi yang disalurkan kepada masyarakat yang berpendapatan rendah,” kata dia.

Reporter : Hilman
Editor : AMK

Pos terkait