SMKN 2 Garut Buat MOU Dengan Mitsubishi Buka Kelas Industri

  • Whatsapp

Manajer MRTC Mitsubishi, Rudi Hermawan memperlihatkan berkas MOU bersama Kepala SMKN 2 Garut, H. Dadang Johar Aripin, disaksikan Kasubag TU KCD Disdik Wilayah 11 Jawa Barat, Dedi Suryadin di Aula SMKN 2 Garut, Selasa (21/02)

GARUT,KABARNUSANTARA.ID- Berbagai cara dilakukan sekolah kejuruan untuk menghasilkan lulusan siap kerja dan berkualitas. Seperti dilakukan SMKN 2 Garut, Jawa Barat yang mengadakan kerja sama dengan perusahaan industri mobil  ternama PT.  Mitsubishi

Bacaan Lainnya

Penandatanganan MOU kerja sama yang juga  diikuti kegiatan Upsekelling  Guru Produktif TKRO  dilaksanakan antara SMKN 2 dan PT. Mitsubishi di Aula SMKN 2 Garut, Selasa (21/02/2023) yang dihadiri pula oleh Kasubag Tata Usaha, Dedi Suryadin.

Kepala SMKN 2 Garut, H. Dadang Johar Aripin, mengatakan, kerja sama dengan Mitsubishi sangat penting, sebab membuka kelas industri itu harus ada perusahaan yang menggandeng sekolah dalam rangka upskilling para guru sesuai kurikulum perusahaan.

” Untuk kelas industri itu guru gurunya diberikan ilmu yang sesuai dengan kurikulum perusahaan, dan nantinya guru guru mengajarkan ilmunya kepada anak didiknya. Nanti anak didi yang ada di kita suatu saat bisa melaksanakan magang di perusahaan,” tutur Dadang.

Ia menyebutkan untuk kelas industri di sekolahnya hanya akan dibuka dua kela saja, untuk rekruitmen siswanya sendiri akan dilihat dari nilai akademiknya, keseriusan dan kesiapannya  agar bisa mengikuti pembelajaran dengan baik.

” SMKN 2 ini kan seolah pusat unggulan, sekolah unggulan itu harus ada kerja sama dengan perusahaan industri yang bukan ecek ecek.  Nanti peserta didik kelas industri ini dilihat dari rangkingnya, misal dari seratus murid  itu diambil 20 atau 30 orang,” tandasnya.

Sejumlah anak didiknya juga saat ini tengah melaksanakan praktek kerja lapangan di sejumlah perusahaan besar.

“Anak-anak sekarang sedang melakukan praktek di sana, salah satunya Panasonic , mereka juga dibayar, tempat tinggal dipersiapkan,  tidak menutup kemungkinan kalo anak-anaknya bagus bisa direkrut oleh perusahaan tersebut,” ungkapnya.

Sementara itu Rudi Hermawan dari Mitsubishi Regional Training Centre (MRTC), mengatakan, perusahaannya belum banyak melakukan kerja sama dengan sekolah, baru SMKN 1 Sukabumi dan SMKN 2 Garut

Salah satu persyaratannya guru-gurunya harus di Upskilling dulu sekalian di update kurikulumnya , sehingga guru itu tidak hanya menerima file atau materi dari kita tapi benar-benar sudah memahami,” ungkapnya.

Rudi menjelaskan, kondisi sebelumnya tidak banyak sekolah di Indonesia yang bekerjasama dengan pihak industri padahal hal tersebut penting untuk para siswa.

Jika hal tersebut berjalan, maka siswa akan menerima banyak manfaat dari sekolah dan dari industri secara langsung.

“Sehingga anak itu benar-benar  komplit, dapat dua sentuhan di sekolah juga di industri. Inilah yang tidak didapatkan di sistem pendidikan sebelum-sebelumnya, yaitu kolaborasi industri dan sekolah,” ungkapnya.

Kasubag Tata Usaha KCD Wilayah 11, Dedi Suryadin, menyebut, di Garut ini ada 8 sekolah yang menjadi pusat keunggulan, namun dari jumlah itu masih banyak yang belum menjalin kerja sama dengan perusahaan besar.

” Kami memantau, mengamati masih ada sekolah yang menjadi pusat keunggulan, tapi  seperti tadi  dikatakan pak kepala sekolah (H. Dadang Johar Aripin) yang melakukan kerja sama dengan perusahaan ecek ecek,” ungkapnya.

Ia mengapresiasi SMKN 2 Garut yang telah menjalin kerja sama dengan industri industri besar, yang pada akhirnya diharapkan bisa menyalurkan lulusannya untuk bekerja di industri industri besar tersebut.

Ia juga berharap kepada H. Dadang, agar sekolah pusat keunggulan lainnya diberikan kesempatan untuk datang meninjau apa yang sudah ada di SMKN 2, sehingga sekolah sekolah tersebut termotivasi untuk melakukan kerja sama dengan industri besar, baik di dalam, maupun luar negeri. (Jay).

Pos terkait