Sangat Merugikan Petani Dan Pedagang, Akibat Impor 1 Juta Ton Beras Saat Panen Raya

  • Whatsapp
beras nasional . ©2020 Merdeka.com/Imam Buhori

KABARNUSANTARA.ID – Ketua Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang, Zulkifly Rasyid mengatakan, rencana impor 1 juta ton beras dan merugikan pedagang dan petani. Sebab, saat ini, Indonesia sedang memasuki masa panen.

Dilansir dari merdeka.com. “Sebab kalau impor sekarang yang diuntungkan itu kita tidak tahu. Kalau Pemerintah melalui Bulog yang impor otomatis keuntungannya didapat oleh Pemerintah. Tapi kalau swasta lagi yang impor sangat bertentangan dengan posisi kita yang sedang panen sekarang ini,” kata Zulkifly kepada Liputan6.com, Rabu (17/3).

Bacaan Lainnya

Baca Juga : Sangat Memalukan Video Mesum Diduga di Hotel Bogor, Polisi Langsung Melakukan Pengejaran Terhadap Pelaku

Dia menegaskan pemerintah tidak seharusnya melakukan impor beras di saat panen raya. Selain itu, stok berasnya masih banyak.

“Yang jelas dalam posisi sekarang ini tidak boleh impor. Kebijakan impor 1 juta ton itu jadi kami dari pedagang mengatakan keberatan impor itu ada saat sekarang,” jelasnya.

Bahkan, Zulkifly menyebut stok yang dimiliki Bulog saja masih banyak yakni sekitar 700.000 ton. “Jadi kalau bisa impor ini jangan ada dulu,” ujarnya.

Menurutnya, jika pemerintah melakukan impor di saat panen maka harga beras akan semakin anjlok.

Lantas, kenapa Indonesia masih ketergantungan impor beras? Zulkifly menjelaskan, lantaran lahan pertanian di Indonesia semakin hari semakin berkurang. Sedangkan jumlah penduduk semakin bertambah, sehingga kebutuhan terhadap beras itu akan semakin tinggi.

Baca Juga : Waspada Adanya Penipuan Yang Mengatas Namakan BCA

“Kita boleh ada impor di saat kita perlu dan kita tidak boleh impor disaat kita lagi panen. Daerah dari lini penjuru semuanya pada panen. Harga beras di pasar induk jatuh menjadi murah. Tapi pak Jokowi mengatakan harus impor 1 juta ton beras, tentunya ini menjadi polemik,” pungkasnya.

Petani Panen dan Produksi Surplus, Ganjar Minta Pemerintah Perhitungkan Impor Beras

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta pemerintah memperhitungkan tentang urgensi impor beras sebanyak 1 juta ton itu dalam waktu dekat. Sebab saat ini, para petani Indonesia termasuk di Jawa Tengah sudah mulai memasuki musim panen.

“Harus diperhitungkan, karena petani kita mulai panen. Maka petani butuh perhatian agar hasil panennya bisa terbeli, karena ongkos produksinya tidak murah,” kata Ganjar Pranowo di Semarang, Senin (9/3).

Dia menyebut kebutuhan impor beras harus dijelaskan secara detail agar tidak menggoncang situasi saat ini. Bahkan pada musim panen ini produksi beras di Indonesia dipastikan surplus. Dari perhitungan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jateng akan ada surplus 1 juta ton.

Baca Juga : Pasutri di BSD Ditemukan Tewas, Tapi Sebelum Itu Sempat Didatangi Tamu

“Kira-kira surplus. Dari Dinas kita sudah menghitung, kalau dari sisi kebutuhan, kita bisa surplus satu jutaan ton,” ungkap dia.

Seperti diketahui, pemerintah pusat akan melakukan impor beras sebanyak 1 juta ton pada awal tahun ini. Impor terpaksa dilakukan untuk menjaga stok beras nasional.

Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto menyebutkan bahwa impor beras sebesar 1 juta ton, yang dibagi 500.000 ton untuk cadangan beras pemerintah (CBP) dan sisanya sesuai kebutuhan Bulog. Ia mengatakan, stok beras perlu dijaga karena pemerintah perlu melakukan pengadaan beras besar-besaran untuk pasokan beras bansos selama masa PPKM. Selain itu, adanya bencana di beberapa tempat menurutnya mengancam ketersediaan pasokan beras nasional.

Pos terkait