Saat Kunjungan Ke Garut Selatan Ade kaca Liat Siswa Rambutnya Warna-Warni

  • Whatsapp
Ade Kaca Anggota DPRD Saat Menghadiri Pembukaan Vaksinasi di SMKN 2 Garut (Dok: Humas)

GARUT, KABARNUSANTARA.ID – Ade Kaca, SE Anggota Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat, menyebut jika, di Garut Selatan ada  banyak siswa yang rindu ingin segera sekolah, atau belajar tatap muka secara keseluruhan.

“Belajar secara daring atau virtual ternyata banyak efek negatifnya. karena situasi kondisi yang belum siap, bahkan saya mendapat kabar dari para guru dan kepala sekolah di sana akibat terlalu lama tidak sekolah, ada siswa-siswi yang malah menikah,” ungkap Ade Kaca.

Bacaan Lainnya

Bahkan ia berpendapat saat dirinya melakukan kegiatan reses pada November ini. Ia sengaja mengunjungi sejumlah sekolah SMA/SMK yang ada di Garut Selatan, sambil menyerahkan bantuan masker.

Selain itu, lanjut dia, akibat terlalu lama tidak sekolah, banyak anak didik yang karakternya berubah. Misalnya dari penampilan mereka, ada di antaranya yang rambutnya dicat warna warni.

Dari temuannya itu lah, politisi dari PAN ini menegaskan sangat setuju, dan mendukung kebijakan pemerintah terkait akan dilaksanakannya belajar tatap muka pada Januari 2021 mendatang.

Beberapa waktu lalu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengatakan, meski pandemi Covid-19 masih belum mereda, pihaknya telah melaksanakan belajar tatap muka pada bulan Januari 2021.

Menurut Ade Kaca, pada prinsipnya bukan masalah dimulainya Januari atau Desember. Tetapi yang terpenting dalam belajar tatap muka itu harus mengedepankan protokol kesehatan (prokes).

“Pertanyaanya sekarang, siap atau tidak pihak sekolah melaksanakan itu?, ” ujarnya di sela acara road show Partai Amanat Nasional (PAN) bersama Desy Ratnasari, Minggu, (22/12/20).

Pelaksanaan belajar tatap muka, Ade mengimbau agar pihak sekolah harus sudah mempersiapkan dari sekarang. Atau lebih memprioritaskan sarana protokol kesehatan (Prokes) nya lebih dahulu sebelum pelaksanaan belajar tatap muka nanti.

“Seluruh aturan protokol kesehatan yang mengatur pelaksanaan belajar tatap muka harus dijalankan. Misalnya, sekolah menyediakan masker, menyediakan alat cuci tangan lengkap, atau hand sanitizer, termasuk jarak tempat duduk antar murid juga harus diperhatikan,” ujar Ade.

“Saya ingin sampaikan, Pemkab Garut harus segera merespon perintah Mendikbud itu. Karena kalau tidak ada kepastian belajar tatap muka kasihan anak-anak ini mau dibawa kemana,” katanya.

Disebutkan, teknis pelaksanaan belajar tatap muka ini tergantung kategori zona perkembangan Covid -19 dan diserahkan sepenuhnya kepada Pemda Garut. Akan tetapi, kata Ade, alangkah baiknya belajar tatap muka itu secara bertahap dimulai dari sekolah dasar (SD).

Kebijakan belajar tatap muka itu sendiri diputuskan berdasarkan keputusan bersama empat menteri. Yakni Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri.***

Pos terkait