GARUT, KABARNUSANTARA. ID- Gelar Doktor akhirnya disandang oleh Bupati Garut Rudy Gunawan dengan predikat sangat memuaskan, melalui Sidang Terbuka Promosi Doktor Ilmu Hukum, Konsentrasi Hukum Tata Negara mempertahankan disertasinya berjudul Hubungan Keuangan antara Pemerintah Kabupaten dan Pemerintahan Desa dalam Rangka Otonomi Daerah (Studi tentang Pemerintahan Kabupaten Garut dan Desa Karangmulya dalam Era Pasca Reformasi, 1998-2022).
“Saya itu kuliah tahun 2011 harusnya 2012 selesai, tapi karena saya ikut Pilkada saya lanjutkan lagi tahun 2019. Walaupun sudah tua, saya harus punya motivasi untuk terus belajar, dan saya melahirkan teori baru desa adalah entitas yang harus dinyatakan sebagai daerah tingkat 3 yang harus mendapatkan perimbangan dana dengan kabupaten. Karena dengan program Nawacita telah berhasil melahirkan desa mandiri, ” tutur Rudy, Jum’at (25/03/2023).
Ia berharap kepada generasi muda Garut untuk terus belajar dan belajar selagi punya kesempatan.
Suksesnya Bupati Garut meraih gelar Doktor ini diapresiasi oleh Rektor Universitas Garut (Uniga), Dr. Ir. H. Abdusy Syakur Amin, M.Eng.
” Ini sebuah prestasi yang luar biasa, karena di tengah kesibukannya Pak Bupati masih bisa menyempatkan untuk belajar tentu ini luar biasa. Kami dari civitas akademik Universitas Garut menyampaikan selamat kepada Pak Bupati semoga bermanfaat bagi Garut dan Jawa Barat, ” katanya.
Syakur juga berharap, keberhasilan Bupati Garut menyelesaikan kuliah S 3 nya itu akan jadi contoh dan diikuti para bawahannya dan masyarakat Garut umumnya untuk meningkatkan kafasitas keilmuannya.
” Kalau ada sebagian masyarakat yang berfikir belajar itu sulit, susah, padahal kalau ada niat, punya tekad yang kuat, keseriusan dan kesungguhan, ternyata sesibuk Pak Bupati dengan pekerjaannya, toh masih bisa menyelesaikan pendidikannya,” tandasnya.
Karenanya lanjut Syakur, lembaga lembaga pendidikan bisa meningkatkan pendidikannya untuk menambah wawasan keilmuannya.
Ia juga berharap kepada pemerintah Garut untuk memberikan perhatian khusus kepada mahasiswa miskin untuk memberikan beasiswa lebih banyak lagi.
” Di Uniga ini ada sekitar 10 sampai 20 persen yang putus kuliah (drop out) sebagian besar karena faktor ekonomi. Saya berupaya mencarikan beasiswa untuk mahasiswa kita supaya mereka terjamin kelangsungan kuliahnya,” ujarnya.
Ia berharap Pemkab Garut bisa memberikan beasiswa itu langsung kepada mahasiswa yang patut dibantu, walaupun tidak melalui lembaga. (Jay).