GARUT, KABARNUSANTARA.ID – Ajang Pemilihan Kepala Daerah atau yang akrab dikenal dengan Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) tentunya akan menentukan masa depan Kabupaten Garut untuk 5 tahun mendatang.
Menurut Abah Towi selaku aktivis 98 menyampaikan bahwa kontestan Pilkada 2024 hanya ada dua calon. Paslon Syakur -Putri (Santri) adalah simbol kepemimpinan daerah dengan gaya baru yang tidak bergaya kolonial, apa yg ditunjukan keduanya dari pasang 02 ini lebih bergaya kepemimpinan modern dengan mengedepankan pelayanan terhadap masyarakat.
“Bupati atau pemimpin kepala daerah kabupaten diharapkan oleh masyarakat betul-betul dapat melayani seluruh warga masyarakat di Kabupaten Garut. Adanya agenda blusukan sapa warga selama kampanye, Syakur-Putri mendapatkan respon positif dari warga masyarakat. Tentu hal ini sangat menarik karena hari ini masyarakat lebih menginginkan pemimpin yang mau mendengar dan melihat permasalahan warganya secara langsung. Dan dari Gaya kepemimpinan mereka berdua ini diharapkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan semakin meningkat,”jelasnya.
Sementara itu Dalam Debat kemaren kedua Paslon sudah meperlihatkan kemampuan yang dimiliki untuk menyampaikan ide dan gagasan didepan publik. Dalam debat tersebut Abdusy Syakur dan Teh Putri kompak saling melengkapi.
Dalam menjawab pertanyaan debat mengenai strategi yang akan dilakukan Paslon untuk meningkatkan komitmen dan kapasitas aparatur sipil, Syakur-Purtri (Santri) saling melengkapi jawaban.
“Untuk menguatkan sistem meritokrasi ASN, maka kami akan membuat suatu program mencantumkan fakta integritas setiap SKPD di website yang dapat diakses oleh publik. Sehingga dari Fakta integritas tersebut, setiap ASN diwajibkan untuk komitmen terhadap etika kinerjanya dan ketersediaan untuk menegakan transparansi informasi,” ujar Syakur
Sedangkan Putri Karlina memberikan tanggapan kritis terhadap klaim keberhasilan sistem meritrokasi di Kabupaten Garut
“Kalau sistemnya sudah terbangun, seharusnya efek permasalahan publik sudah selesai. Kami masih menemukan layanan publik belum memuaskan hingga hari ini. Bagamaimana dikatakan berhasil apabila dimasyarakat belum terasa hasilnya,” ujarnya.
Penulis : Noto PW
Edit : Noto PW