Pangdam Jaya Menegaskan Tidak Ada Bentrokan Saat Penyerangan Polsek Ciracas

  • Whatsapp
WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN

JAKARTA, KABARNUSANTARA.ID – Penyerangan Polsek Ciracas beberapa waktu lalu remai diperbincangkan publik. Penyerangan dilakukan oleh beberapa oknum dari TNI dengan melakukan pengrusakan.

Pangdam Jaya, Mayjen Dudung Abdurachman menuturkan tak ada perlawanan dari pihak kepolisian di malam penyerangan Polsek Ciracas, Jakarta Timur (Jaktim). Sewaktu kejadian, jelas Dudung, ada beberapa personel polsek baik Polsek Pasar Ciracas maupun Pasar Rebo yang berjaga.

Bacaan Lainnya

“Pada saat terjadi pengeroyokan atau perusakan di polsek itu, baik di Polsek Pasar Rebo dan Polsek Ciracas itu, sama sekali tidak ada perlawanan dari pihak kepolisian. Jadi ada sebagian beberapa orang yang berjaga saat itu dan sasarannya hanya kaca dan kendaraan-kendaraan yang diparkir,” jelas Dudung di Markas Puspom AD, Jalan Merdeka Timur, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (3/9/20).

Dudung menegaskan bahwa tak terjadi bentrokan. Ia menyebutkan sasaran bukan kepada orang atau pihak kepolisian yang sedang berjaga.

“Jadi tidak ada korban dari kepolisian yang sedang jaga. Karena saat itu juga mungkin banyak kendaraan-kendaraan yang diparkir, sehingga saarannya bukan dari orangnya, bukan kepolisiannya,” imbuhnya.

Dudung menyebutkan tak ada peristiwa bentrokan antara prajurit TNI dengan personel kepolisian di malam penyerangan Polsek Ciracas, Jakarta Timur (Jaktim). Polisi yang terluka akibat insiden itu disebut terkena imbas tindakan anarkis oknum TNI.

“Sebetulnya saat kerusuhan itu tidak ada bentrok TNI dengan Polri,” kata Dudung.

Dudung memastikan TNI-Polri di wilayah Ibu Kota masih solid. Dudung kemudian menjelaskan kerusakan pos polisi di malam penyerangan Polsek Ciracas adalah dampak dari kerusuhan yang dilakukan prajuritnya.

“Jadi TNI dan Polri di wilayah Jakarta ini masih solid. Tidak ada bentrok. Pos polisi yang kemarin dirusak itu sebagai dampak dari kerusuhan yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab yang mendapatkan informasi yang salah,” jelas Dudung.

Dia memberi contoh lain, yaitu rusaknya gerobak pedagang nasi goreng dan bakso saat penyerangan berlangsung. Para pedagang, sebut Dudung, juga terkena imbas tindak anarkis para oknum prajurit.

“Salah satu contohnya juga pedagang, pedagang jual nasi goreng, penjual bakso. Dia kan tidak bentrok dengan TNI, tapi jadi kena dampaknya,” ucap Dudung.

Pangdam menjelaskan dampak tindakan anarkis sekelompok oknum prajurit TNI ini meluas hingga menimbulkan kerugian dari pihak yang tak bersalah, termasuk polisi. Dudung mengatakan polisi yang mengalami kekerasan di malan penyerangan itu diketahui baru saja pulang dinas danm kebetulan lewat di sekitar Polsek Ciracas.

“Dampaknya kan akhirnya meluas ke mana-mana, yang tidak bersalah, polisi pun tidak bersalah. Tidak ada terjadi bentrok antara anggota TNI dan Polri. Kebetulan ada anggota Polri yang baru lewat dinas, kena imbasnya juga,” tandas Dudung.

Penyerangan berawal saat oknum TNI Prada Muhammad Ilham (MI) menyebarkan berita bohong atau hoax ke rekannya hingga menyebabkan Polsek Ciracas diserang pada Sabtu, 29 Agustus 2020, dini hari.

Sejumlah kendaraan dan bangunan di Polsek Ciracas dirusak hingga dibakar. Selain Polsek Ciracas, Polsek Pasar Rebo diserang.

Sebelum menyerang Polsek Ciracas, sekelompok oknum TNI ini juga melakukan perusakan terhadap gerobak-gerobak PKL, perusakan SPBU, perampasan serta perusakan telepon genggan milik warga.

Belakangan diketahui, perusakan itu diduga disebabkan oknum anggota TNI, Prada Muhammad Ilham. Prada Ilham, yang mengalami kecelakaan tunggal, mengaku dikeroyok sehingga memicu perusakan itu.

Pos terkait