GARUT, KABARNUSANTARA.ID – Diduga mangkrak SMK Berdikari 1 Garut , Jawa Barat, terpaksa harus mengajukan penghapusan Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) karena sudah tidak ada proses belajar mengajar. Sekolah yang beroprasi dibawah naungan yayasan An-nadwah Banyuresmi itu harus tutup karena siswanya pindak ke sekolah lain sehingga menyebabkan sekolah tanpa aktifitas.
“Sekolah ini kami pantau dan monitoring karena, masih menerima dana BOS sebanyak 2 tahap, tahap 1 januari sampai april, tahap 2 mei sampai agustus, nah untuk SMK Berdikari 1 Garut ini sudah mendapatkan saluran dana selama 2 tahap, namun belum menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana tersebut,” ujar Muhammad Allejar S.Pd.I.,M.Si, Ketua Tim Pengelolaan BOS MKKS SMK Kab. Garut saat berkunjung ke lokasi untuk meninjau langsung kondisi sekolah tersebut, Rabu (01/06/20) sore.
Selain itu orang yang menjabat sebagai Kepala Sekolah SMK Darusalam Tarogong Kaler itu juga memaparkan bahwa awal berdirinya SMK Berdikari 1 Garut itu dengan mendapatkan bantuan USB (Unit Sekolah Baru) Tahun 2016 dari pemerintah pusat melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), sejak menerima bantuan, SMK Berdikari 1 Garut itu pernah beroprasi dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan jumlah siswa 27 orang namun tidak berlangsung lama karna siswa berangsur menurun.
“Siswanya pindah sekolah dengan bermacam alasan, sehingga sekarang tidak ada aktivitas belajar karena siswa sudah pindah sekolah atau mengundurkan diri. Ketua Yayasan menyatakan bahwa untuk tahun pelajaran 2020/2021 tidak akan menerima siswa baru dan mengajukan pengahapusan NPSN (Nomor Pokok Sekolah Nasional) Secara permanen,” Tambah Allejar yang juga menjabat sebagai Bidang Kelembagaan dan Organisasi MKKS SMK Kab. Garut.
Hal senada diungkapkan Cucu Nurjanah S.sos Sebagai Ketua Yayasan An-nadwah Banyuresmi saat dihubungi terpisah tim Kabarnusantara.id dan membenarkan akan ditutupnya SMK Berdikari 1 Garut untuk masa pembelajaran 2020/2021, namun ia menyebut jika untuk masa yang akan datang tidak menutup kemungkinan sekolah tersebut akan kembali beroprasi dan menerima siswa.
“Sekarang kondisinya lagi non aktif terlebih dahulu, kami sedang menyelesaikan laporan bantuan yang sudah diberikan pemerintah, setiap tahun sekolah kami beroprasi, namun siswanya keluar lagi, mereka tidak sampai lulus sekolah disini, udah satu semester keluar, dua semester keluar, saat ini saya akn fokus berbenah lokasi agar menarik minat siswa untuk tahun berikutnya, selanjutnya untuk dana bantuan ( BOS ) yang telah diterima, pelaporannya akan segera dibuat dan disetorkan ke ke team pengelola BOS MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah )” pungkasnya.
Sementara Abik Hendrayana Sebagai Kasi Pemerintahan Desa Dangdeur menyebut jika pihaknya menerima banyak tamu yang datang dari dinas instansi terkait yang menanyakan keberadaan SMK Berdikari 1 Garut yang lokasinya persis di halaman desa, namun ia menyebut jika sekolah tersebut lama tidak beroprasi dan hanya sesekali melihat pengurusnya ada di lokasi.
“Awalnya saya merasa bangga karena ada USB disini, sehingga warga sini, tidak harus jauh untuk bersekolah, namun seperti yang dilihat kondisinya memang sepertii ini, tidak beroprasi, terakhir saya melihat pengurus datang saat membangun gapura, saya berharap sekolah ini segera beroprasi kembali, karena sekolah ini kebanggaan desa kami, sehingga warga disini untuk sekolah tidak usah lagi menempuh jarak 2 Km lebih,” Tutupnya.
Reporter : Andi
Editor : AMK