Kontribusi Alat Kesehatan Naik 55 Persen, Targetan Indofarma (NAF)

  • Whatsapp
Petugas medis bersiap di ruang instalasi gawat darurat Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3/2020). Presiden Joko Widodo yang telah melakukan peninjauan tempat ini memastikan bahwa rumah sakit darurat ini siap digunakan untuk karantina dan perawatan pasien Covid-19. Wisma Atlet ini memiliki kapasitas 24 ribu orang, sedangkan saat ini sudah disiapkan untuk tiga ribu pasien. ANTARA FOTO/Kompas/Heru Sri Kumoro/Pool/aww. (ANTARA FOTO/HERU SRI KUMORO) Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pemerintah Hapus Sementara Seluruh Izin Impor Alat Kesehatan dan Pelindung Diri", Klik untuk baca: https://money.kompas.com/read/2020/03/25/121056626/pemerintah-hapus-sementara-seluruh-izin-impor-alat-kesehatan-dan-pelindung?page=all. Penulis : Rully R. Ramli Editor : Bambang P. Jatmiko Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat: Android: https://bit.ly/3g85pkA iOS: https://apple.co/3hXWJ0L

JAKARTA, KABARNUSANTARA.ID  — Targetkan PT Indofarma agar Meningkatnya  kontribusi pendapatan alat kesehatan (alkes) tahun ini sekitar 55 persen dari tahun lalu yang berkisar 48 persen.

Hal itu akan didorong oleh produksi alkes baik untuk penanganan Covid-19 maupun yang tidak berkaitan.

Bacaan Lainnya

Direktur Utama PT Indofarma Tbk. Arief Pramuhanto mengatakan tahun lalu kinerja alkes sangat luar biasa terutama memang disokong oleh produk rapid diagnosis. Menurutnya, dalam satu shift pabrik milik perseroan sudah mampu memproduksi hingga 500.000 pieces alat rapid test Covid-19.

“Kami sudah develop rapid antibodi dan antigen. Kemudian untuk mobile diagnostic juga saat ini permintaan terus ada, kami sudah menjual hampir 20 mobile,” katanya kepada Bisnis, Senin (15/2/2021) yang dilansir dari Bisnis.com.

Arief menyebut mobile diagnostic akan terus diproduksi sesuai dengan permintaan yang ada. Adapun mobile diagnostic real time PCR adalah alat pengetesan Covid-19 seharga Rp6 miliar dengan kapasitas tes yang bisa dilakukan sebanyak 200-250 per hari. Dengan mobile diagnostic tersebut, perseroan memungkinkan harga untuk setiap test PCR sekitar Rp500.000-Rp600.000. Hasil test pun dapat diterima dalam 24 jam.

Arief mengemukakan pada setiap mobile diagnostic perseroan memfasilitasi RT PCR dengan ekstraksi asam nukleat dan fasilitas pressure negative. Saat ini, Indofarma pun mampu memproduksi 10 unit per bulan.

“Sejauh ini mobile diagnostic banyak diminati Pemerintah Daerah, Kabupaten, RSUD, dan RS swasta juga sudah ada yang berminat,” katanya.

Sisi lain, untuk produksi masker dan APD Arief mengakui saat ini memang terjadi kelebihan pasokan di pasar. Pasalnya, permintaan yang meningkat juga dibarengi dengan pasokan yang terus bertambah lebih tinggi.

Indofarma, lanjut Arief, saat ini memiliki kapasitas produksi masker sebesar 800.000 hingga 1,5 juta per bulan. Sementara untuk APD diproduksi dengan menggandeng UKM sesuai permintaan yang masuk.

“Untuk APD dan masker kami belum sampai ekspor. Ekspor masih kebanyakan produk farma dan herbal seperti Biovision ke sejumlah negara seperti Afganistan dan Pakistan,” pungkasnya.

Pos terkait