Kemenperin Tumbuhkan Wirausaha Baru Kalangan Santri Pondok Pesantren Persatuan Islam

GARUT|KABARNUSANTARA.ID – Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) berupaya menumbuhkan wirausaha baru di Pondok Pesantren Persatuan Islam Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu (7/8/19). melalui Program Wirausaha Baru (WUB) Santri Bidang Industri.

“Pada tahun ini, Pondok Pesantren Persatuan Islam Tarogong menjadi salah satu lokus penumbuhan wirausaha industri pengolahan kopi, dimana potensi yang dimiliki pondok pesantren dengan jumlah santri lebih dari 3.800 orang dan sudah memiliki usaha dibidang perkebunan kopi.” kata Direktur Jenderal IKMA Gati Wibawaningsih Kepada Wartawan Kabarnusantara.id

Bacaan Lainnya
banner 300600

Gati menyampaikan hal tersebut saat memberi sambutan pada peresmian Program Penumbuhan Wirausaha Baru di Pondok Pesantren Persatuan Islam Tarogong Garut, Gati menjelaskan, program Penumbuhan Wirausaha Baru IKM di pondok pesantren Persatuan Islam Tarogong diberikan dalam bentuk bimbingan teknis serta fasilitasi mesin/peralatan pengolahan kopi.

Terdapat 100 orang peserta yang berasal dari para santri dan pengurus pondok pesantren. “Pada kegiatan bimbingan teknis ini diawali dengan materi kewirausahaan yang diikuti 100 orang peserta. Sedangkan untuk materi teknis produksi pengolahan kopi, GMP dan Kemasan diikuti oleh 20 orang peserta sampai dengan tanggal 10 Agustus 2019.” tutur Gati.

Pada kesempatan itu, selain kegiatan bimbingan teknis, Ditjen IKMA juga memfasilitasi mesin atau peralatan pengolahan kopi yang berjumlah 9 jenis. “Fasilitasi mesin atau peralatan pengolahan kopi kami berikan kepada pondok pesantren dengan harapan alat ini dapat dimanfaatkan bagi pondok pesantren sebagai unit bisnis yang baru dari pondok pesantren.” jelasnya.

Program santripreneur oleh Ditjen IKMA pada tahun 2013 hingga tahun 2019 telah membina sebanyak 31 pondok pesantren dengan lebih dari 3.495 santri telah diberikan pelatihan produksi, serta motivasi kewirausahaan.

“Cakupan ruang lingkup pembinaan kami diantaranya pelatihan produksi dan bantuan mesin atau peralatan di bidang olahan pangan & minuman (roti dan kopi) perbengkelan roda dua; kerajinan boneka dan kain perca, konveksi busana muslim & seragam daur ulang sampah dan produksi pupuk organik cair,” jelas Gati.

Gati memaparkan, pondok pesantren dapat berperan strategis dalam mendukung pertumbuhan industri di Indonesia. Pondok pesantren memiliki peran sebagai “Agent of Development” yang sangat penting dan strategis dalam mengembangkan sumber daya masyarakat di pedesaan sehingga menjadi sarana yang penting dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.


Berdasarkan sensus Kementerian Agama di tahun 2015, jumlah pondok pesantren di Indonesia diperkirakan sebanyak 28.961 yang tersebar di seluruh provinsi dengan total santri sekitar 4.028.660 santri.

Dari total 28.961 pondok pesantren, sekitar 23.331 pondok pesantren (80 persen) di antaranya tersebar di empat provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Banten.

“Pondok pesantren memiliki potensi dalam penyediaan sumber daya manusia, yaitu para santri yang berkualitas, ulet, sabar, jujur dan tekun,” ungkap Gati.

Pondok pesantren juga memiliki potensi pemberdayaan ekonomi, mengingat sudah banyak pondok pesantren yang mendirikan koperasi, mengembangkan berbagai unit bisnis atau industri berskala kecil dan menengah, dan memiliki inkubator bisnis.

“Dengan jumlah pondok pesantren dan santri yang cukup besar, pondok pesantren memiliki potensi yang strategis untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional, salah satunya melalui penumbuhan wirausaha industri baru di lingkungan pondok pesantren.”tutup Gati

Reporter : MD Sumarna

Pos terkait

Tinggalkan Balasan