Inilah Bunyi Soal USBN yang Singgung Banser

  • Whatsapp
Puluhan perwakilan anggota Banser menyaksikan pembacaan surat usulan pemberhentian pejabat Disdik Garut yang terlibat dalam pembuatan soal USBN SMP,Rabu (10/4/2019) (foto: Jay/Kabar Nusantara)


GARUT|KABARNUSANTARA.ID – Inilah bunyi soal Bahasa Indonesia USBN tingkat SMP yang membuat pihak Banser NU tersinggung sehingga mendatangi Disdik Garut, Rabu (9/4/2019) tadi siang. Soal nomor 9 yang terdapat di halaman 3 dalam USBN Bahasa Indonesia di antaranya berisi kutipan berita insiden pembakaran bendera yang disebut polisi sebagai bendera Hizbut Tahrir. Seperti diketahui, insiden pembakaran dilakukan oleh oknum Banser pada saat gelaran Hari Santri Nasional di wilayah Limbangan, Kabupaten Garut beberapa waktu lalu.

Dalam kolom jawaban pilihan ganda A,B,C,D dimuat dua teks. Pilihan A teks 1, ditulis “Kecaman dan desakan agar anggota Banser NU pembakar bendera minta maaf”. Sedangkan untuk teks 2 pilihan A ditulis “Permintaan agar Banser NU dibubarkan karena tidak berguna dan cenderung arogan”.

Bacaan Lainnya

Ketua Lembaga Pendidikan Ma’arif, Dr. H. Hilman Umar Basori M menilai, materi ujian tersebut provokatif dan mengandung unsur SARA. Menurutnya, pemuatan materi soal seperti itu mencerminkan bahwa Dinas Pendidikan Kabupaten Garut tidak profesional.

Baca juga:

Dirugikan Soal USBN, Anggota Banser Datangi Disdik Garut

“Intinya tidak ada validasi terhadap soal dalam pengawasan pembuatan soal, soal tidak dikoreksi, tidak dilihat tapi asal dibuat, disebarkan. Ini tidak profesional jika dilihat berbagai kasus,” kata Hilman yang juga Wakil Sekretaris 1 Bidang Organisasi Nahdlatul Ulama Kabupaten Garut, saat ditemui wartawan di SMK Ma’arif Garut, Rabu (10/04/2019).

Ia mengaku heran, kenapa soal USBN harus menyingung kelompok lain, bernada provokatif dan berpotensi memecah belah anak bangsa.

“Ada kesalahan fatal apa yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan. Di mana, soal tersebut mengandung sifat-sifat yang provokatif yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah pendidikan yang seharusnya dilakukan,” ujarnya.

Dengan munculnya soal ujian seperti itu, Hilman merasa Ansor dan Banser sedang dipersepsikan negatif. Ia menyatakan, pihaknya akan secepatnya meminta audiensi dengan Komisi D DPRD Kabupaten Garut untuk dipertemukan dengan pihak Disdik.

Reporter : Jay
Editor : Mustika

Pos terkait