Ini Penyebab Bani Nuryayi Keturunan Sunan Gunung Jati Miliki Pondok Pesantren Besar

  • Whatsapp

GARUT, KABARNUSANTARA.ID – Anak keturunan Syekh Hasan Nuryayi yang juga keturunan dari Sunan Gunung Jati yang memiliki nama asli Syarif Hidayatullah. Cukup dikenal di Garut dan Jawa Barat, karena banyak keturunan Syekh Hasan Nuryayi yang dikenal sebagai Bani Nuryayi, menjadi pendiri dan pengelola pondok pesantren besar di Garut dan Jawa Barat.

KH Ahmad Mu’man, salahsatu Bani Nuryayi mengungkapkan, Syekh Hasan Nur Yayi yang biasa dikenal dengan Eyang Nuryayi, ternyata sengaja bertirakat hanya untuk berdoa kepada Allah SWT agar anak keturunannya menjadi orang-orang yang soleh selepas dirinya belajar ilmu agama kepada para ulama besar hingga ke Mekkah.

Bacaan Lainnya

Sebelum berangkat ke Mekkah, Eyang Nuryayi sempat belajar kepada Syekh Jafar Sidiq di Cibiuk Garut hingga mengaji ke Pulau Ambon untuk belajar kepada Syekh Nurrudin, seorang ulama besar yang tinggal di Pulau Ambon. Sepulangnya dari Ambon, Eyang Nuryayi pun berangkat ke Mekkah untuk ibadah haji sekaligus belajar mengaji.

Namun, sepulang dari Mekkah, Eyang Nuryayi tidak langsung pulang ke Garut, melainkan kembali belajar agama kepada Syekh Abdul Muhyi di Pamijahan Tasikmalaya hingga menjadi murid kesayangan Syekh Abdul Muhyi yang juga masih teman dekat dari Syekh Jafar Sidiq gurunya.

Selepas belajar dari Syekh Abdul Muhyi, Eyang Nuryayi yang dipandang telah memiliki ilmu agama yang lengkap, memilih mengucilkan diri sambil berpuasa selama kurang lebih 12 tahun di kaki Gunung Galunggung, hanya untuk berdoa agar anak keturunannya menjadi orang-orang soleh.

“Puasa 12 tahun dilakukan Syekh Hasan Nuryayi karena ingin anak cucu yang soleh. Setelah selesai dari Galunggung, kemudian pulang dan menikah,” ucapnya.
Hingga saat ini, menurut Mu’man puluhan pondok pesantren yang ada di Garut dan Jawa Barat, dipimpin oleh Bani Nuryayi. Keturunannya itu mengelola pondok pesantren yang beberapa di antaranya masih ada sampai sekarang.

Salah satu putranya seperti Syekh Muhammad Qosasih di Copong, Syekh Muhammad Syarif di Cibangban, Syekh Mad Arif Bojong, Syekh Muhammad Said Cisagaranten, Syekh Muhammad Musa di Jawa Timur, Syekh Muhammad Ma’ruf, Hajjah Kafiyah di Tanjungpura, dan masih banyak lagi.

“Kalau pondok pesantren di Garut yang masih bertahan seperti Kudang Limbangan, Keresek Cibatu, Sumur, Sadang Wanaraja, Fauzan Sukaresmi hingga ke Pamengpeuk dan di daerah-daerah lain di luar Garut,” ujarnya.

Dengan tingginya ilmu yang dimiliki, lanjut KH Ahmad, Syekh Hasan Nuryayi sangat mengedepankan adab-adaban ke siapapun. Termasuk menghormati orang yang lebih rendah dari dirinya.

Dengan adab yang sangat terpuji itu terutama kepada orang tua dan gurunya, ajaran-ajaran Mbah Nuryayi sangat terjaga. Bahkan anak keturunannya bisa merasakan karomah dari Mbah Nuryayi. (*)

Pos terkait