Hikmah Tentang Isra Miraj, Kenapa Kita Diperintahkan Salat?

  • Whatsapp
Ilustrasi/Berdoa

JAKARTA,KABARNUSANTARA.ID  –  Salat merupakan peristiwa intim antara manusia dan sang pencipta. Lima kali dalam sehari, adalah jumlah minimal untuk bermunajat, lalu, kenapa kita diperintahkan untuk salat?

Salat 5 waktu adalah perintah Allah swt yang mulai disyariatkan saat peristiwa Isra Miraj. Ibadah yang berfungsi sebagai tiang agama ini juga menjadi amal yang pertama kali dihisab nantinya,yang dilansi dari NUSADAILY.COM.

Bacaan Lainnya

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidilharam ke Al Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat,” (QS. Al-Isra’ ayat 1).

Baca Juga : Ternyata 13 Tanaman Hias Indah Ini Bunganya Bisa Disantap Loh

Kutipan Surat Al-Isra’ ayat 1 ini menggambarkan tentang sebuah peristiwa penting ketika Rasulullah Muhammad SAW didatangi Malaikat Jibril untuk melakukan perjalanan suci menerima perintah agung, salat lima waktu. Peristiwa itu dikenal dengan Isra Miraj.

Kendati demikian, tahukah kalau jumlah ibadah salat awalnya diperintahkan Allah SWT sebanyak 50 kali? Berkali-kali lipat jumlahnya dibanding yang ada sekarang.

Kenapa Kita Diperintahkan Salat?

Hal ini dikisahkan dalam hadist Nabi Muhammad SAW yang artinya:

“Lalu Allah mewahyukan kepadaku apa yang Dia wahyukan. Allah mewajibkan kepadaku 50 salat sehari semalam. Kemudian saya turun menemui Musa AS. Lalu dia bertanya: “Apa yang diwajibkan Tuhanmu atas ummatmu?” Saya menjawab: “50 salat”.

Dia berkata: “Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan, karena sesungguhnya ummatmu tidak akan mampu mengerjakannya. Sesungguhnya saya telah menguji dan mencoba Bani Israil”.

Beliau bersabda :“Maka sayapun kembali kepada Tuhanku seraya berkata: “Wahai Tuhanku, ringankanlah untuk ummatku”. Maka dikurangi dariku 5 salat. Kemudian saya kembali kepada Musa dan berkata:“Allah mengurangi untukku 5 salat”.

Dia berkata:“Sesungguhnya ummatmu tidak akan mampu mengerjakannya, maka kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan”.

Maka terus menerus saya pulang balik antara Tuhanku Tabaraka wa Ta’ala dan Musa ‘alaihis salaam, sampai pada akhirnya Allah berfirman: “Wahai Muhammad, sesungguhnya ini adalah 5 salat sehari semalam, setiap salat (pahalanya) 10, maka semuanya 50 salat.

Barangsiapa yang meniatkan kejelekan lalu dia tidak mengerjakannya, maka tidak ditulis (dosa baginya) sedikitpun. Jika dia mengerjakannya, maka ditulis (baginya) satu kejelekan”.

Kemudian saya turun sampai saya bertemu dengan Musa’alaihis salaam seraya aku ceritakan hal ini kepadanya. Dia berkata: “Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan”, maka sayapun berkata: “Sungguh saya telah kembali kepada Tuhanku sampai sayapun malu kepada-Nya”. (HR. Muslim)

Hadist di atas menunjukkan Allah SWT telah meringankan ibadah salat bagi manusia. Dengan lima waktu salat tersebut, tetap dihitung mengerjakan 50 kali salat yang menunjukkan kasih sayang Allah SWT kepada hamba-Nya.

Salat sering kali disebutkan dalam Al-Qur’an. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kedudukan salat dalam kehidupan. Bahkan penyebutan kata salat, biasanya dikaitkan dengan para nabi terdulu. Misalnya, doa Nabi Ibrahim a.s yang kisahnya tertulis dalam Al-Qur’an, sikap nabi Ismail a.s. yang menyuruh kelurganya untuk melaksanakan salat agar Allah meridhainya; dan ketika Allah memerintahkan Nabi Musa a.s. untuk mendirikan salat, Allah berfirman dalam Q.S.Taha (20): 13-14,

وَاَنَا اخْتَرْتُكَ فَاسْتَمِعْ لِمَا يُوْحٰى- اِنَّنِيْٓ اَنَا اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا۠ فَاعْبُدْنِيْۙ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ لِذِكْرِيْ

“Dan Aku telah memilih engkau, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu).Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah shalat untuk mengingat Aku.”(Q.S.Taha (20): 13-14).

Menurut Sayyid Qutb dalam tafsirnya Fi Zhilal Al-Qur’an, ia menjelaskan bahwa nilai salat dalam diri Nabi Musa a.s. mencerminkan hubungan langsung antara  sesuatu yang lemah, tanpa daya dengan yang Maha Besar dan Maha Kuat.

Pendekatan Diri

Maka salat termasuk salah satu bentuk pendekatan diri kepada Allah SWT, menguatkan jiwa dan keinginan semata karena keagungan-Nya. Sang Khaliq telah memberikan waktu kepada tiap-tiap manusia selama 24 jam dalam satu hari. Selama itulah manusia mengerjakan kepatuhan dan ketundukan yang diperintahkan oleh-Nya dengan segala aktivitasnya masing-masing.

Di sisi lain, Allah menyisipkan beberapa waktu penting kepada manusia sebagai tempat mengadu dan mengeluh setelah melakukan aktivitas dunia. Dengan salat, manusia dapat mengistirahatkan diri dan ketenangan jiwanya setelah melakukan kesibukan dalam menghadapi berbagai aktivitas dunia.

Dengan begitu pula, setiap manusia mendapat pengakuan aqidah di antara masyarakat hingga berimplikasi pada persatuan dan kesatuan ummat.

Salat merupakan waktu pilihan saat pelimpahan karunia dan kecintaan yang menetes dari sumber yang tak kunjung kering. Di sisi lain, salat menjadi kunci kekayaan yang melimpah dan amat banyak bagi pelaksana-nya.

Salat juga termasuk titik tolak dari dunia yang kecil dan terbatas. Ia bagaikan ruh, salju dan naungan pada saat jiwa sedang panas. Salat merupakan sentuhan kasih sayang terhadap hati yang letih.

Karena itulah, ketika Nabi Muhammad saw tengah mengalami berbagai kesulitan dan persoalan, beliau segera melakukan salat. Dengan salat, kecemasan dalam diri seseorang dapat menghilang karena di dalam salat terdapat gerak yang berproses. Perubahan gerak inilah yang membebaskan tubuh secara alam dari berbagai tekanan.

Bentuk Kepatuhan

Salat juga termasuk salah satu bentuk kepatuhan dan ketundukan seseorang kepada agamanya. Setiap umat manusia yang beragama memiliki ritual tertentu melaksanakan ibadah. Ibadah yang dimaksud ialah ibadah sebagai bentuk ucapan atau terimakasih kepada Tuhan-nya mereka.

Maka dari itu, salat merupakan salah satu ibadah yang wajib dilaksanakan karena salat termasuk kategori ibadah khusus atau ibadah mahdah. Di sisi lain, ibadah salat ini merupakan salah satu perintah yang mana malaikat Jibril a.s diperintahkan langsung oleh Allah untuk menjemput Nabi Muhammad saw agar bertemu menghadap Allah.

Pos terkait