Garut Jadi Pelopor Koperasi Merah Putih: Dede Kusdinar Dorong Desa Bangkit Lewat Kolaborasi dan Inpres 9/2025

GARUT, KABARNUSANTARA.ID – Gerakan koperasi desa kini memasuki babak baru. Kabupaten Garut mengambil langkah berani sebagai pionir dalam mewujudkan Koperasi Merah Putih, sejalan dengan terbitnya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2025. Di bawah dukungan kuat dari Anggota Komisi II DPRD Jawa Barat, Dede Kusdinar, program ini lahir dari kolaborasi konkret antara perangkat desa, tokoh masyarakat, dan instansi terkait.

Sabtu, 13 April 2025 menjadi tonggak penting saat para pemangku kepentingan berkumpul dan menandatangani Berita Acara Bina Program Pra Koperasi Merah Putih. Kecamatan Cilawu ditetapkan sebagai wilayah percontohan, siap memimpin gerakan koperasi desa menuju era baru—modern, inklusif, dan berbasis teknologi.

“Inpres 9/2025 menargetkan terbentuknya 80.000 koperasi desa dan kelurahan di seluruh Indonesia. Garut tidak menunggu—kita bergerak duluan,” tegas Dede Kusdinar.

Dalam diskusi yang sarat gagasan ini, hadir sejumlah figur penting: Asep Mulyana dari Dinas Koperasi dan UKM Jawa Barat memberikan perspektif kebijakan, sementara Riza Algifari dari Ciptakarya Pasundan menyoroti aspek legal koperasi. Dukungan dari lapangan juga mengalir lewat Ketua PPDI Garut Muslih Safaat dan perwakilan petani Darmawan, yang menyuarakan kebutuhan nyata masyarakat desa.

Regulasi yang mendasari program ini juga sangat solid. Mulai dari UU No. 25 Tahun 1992, PP No. 7 Tahun 2021, hingga berbagai regulasi turunan yang tengah disiapkan kementerian terkait, semuanya dirancang untuk mempercepat lahirnya koperasi desa yang kuat dan mandiri.

Lima Agenda Aksi Kunci Dede Kusdinar untuk Koperasi Merah Putih:

  1. Cilawu sebagai Lokus Inovasi – Jadi model koperasi desa masa depan.
  2. Program Fleksibel & Berkelanjutan – Merespons perubahan zaman dan memberdayakan anggota.
  3. Digitalisasi Operasional – Transparansi, efisiensi, dan kemudahan akses berbasis teknologi.
  4. Tata Kelola Partisipatif – Demokratis, akuntabel, dan berbasis kebutuhan nyata warga.
  5. Monitoring Real-Time – Evaluasi terus-menerus berbasis data untuk adaptasi cepat.

Peluncuran resmi koperasi ini dijadwalkan pada 23 April 2025. Dede Kusdinar dijadwalkan hadir untuk menegaskan komitmen DPRD Jawa Barat dalam mengawal transformasi ekonomi desa.

“Garut akan jadi contoh. Ini bukan sekadar koperasi—ini gerakan besar menuju desa mandiri, sejahtera, dan berdaya saing,” ujar Dede penuh optimisme.

Dengan fondasi regulasi yang kuat dan sinergi lintas elemen, Koperasi Merah Putih diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi desa masa depan. Garut telah menyalakan api perubahan—dan kini seluruh Indonesia menunggu nyala berikutnya. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan