FSPPG Bersama LPBI NU Bangun Rumah Layak di Donggala Sulteng

  • Whatsapp
Poto Bersama FSPPG dan LPBI Nu Sulawesi Tengah ( Poto; istimewa)

SULTENG, KABARNUSANTARA.ID – Federasi Serikat Pekerja Panasonic GOBEL (FSPPG) melalui Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) Sulawesi Tengah akan membangun Rumah Sederhana Layak Huni (RUHLAH) di Sulawesi Tengah, untuk percepatan pemulihan pascabencana alam gempa bumi dan likuifaksi serta banjir bandang.

Handrianto Selaku Pengurus LPBI NU mengatakan pembangunan rumah layak huni adalalah bentuk dukungan kepada masyarakat terhadap bencana pada 28 September 2018 Silam. Ia juga mengatakan bahwa LPBI NU akan terus berkomitmen dan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk meringankan beban masyarakat.

Bacaan Lainnya

“LPBI NU terus berkomitmen hadir di setiap bencana yang ada di Indonesia untuk meringankan beban masyarakat dengan berkolaborasi bersama berbagai pihak, ini tahap pertama sebanyak enam unit rumah sederhana layak huni yang diberikan oleh FSPPG bersama LPBI NU” Ujar Handrianto di Donggala, Kamis (24/02).

Launching dan Peletakan Batu Pertama Oleh Kades Wani II, Ketua LPBI NU Beserta Presiden FSPPG

Sementara itu, Launching dan peletakan batu pertama pembangunan Rumah Sederhana Layak Huni (RUHLAH) ini dihadiri Kepala Desa dan BPD Desa Wani II serta Perwakilan LPBI NU Sulawesi Tengah.
Uswatun Hasanah selaku kepala Desa Wani II menyampaikan apresiasi kepada FSPPG dan LBPI NU atas bantun pemulihan Bencana terhadap masyarakat yang terdampaat.

“Atas nama pribadi, masyarakat dan pemerintah desa menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada FSPPG dan LPBI NU yang telah membantu dalam pemulihan masyarakat akibat dari bencana alam gempa bumi yang melanda Kabupaten Donggala,” ujarnya.

Djoko Wachyudi, Presiden FSPPG menyebutkan bahwa pembangunan yang dibangun oleh FSPPG dan LPBI NU di Desa Wani II, Kecamatan Tanantove, Kabupaten Donggala menggunakan konsep rumah tahan gempa yaitu teknologi balutan forrecement, pembangunan hunian tersebut bagian dari penanganan bencana akibat gempa bumi dan likuifaksi sebagai hunian sementara.

“Pembangunan hunian ini adalah bagian dari penanganan bencana akibat gempa bumi dan likuifaksi khususnya kepada warga masyarakat yang selama ini ditempatkan di hunian sementara,” ujar Djoko Wachyudi.

Ia juga menegaskan kembali dari Pemerintahan Desa Wani II sangat bersyukur atas hunian sementara yang akan ditetapkan ditempat bangunan yang baru.

“Kita berharap kiranya hunian ini benar-benar difungsikan, dirawat dan gunakan dengan baik, FSPPG akan menggandeng terus LPBI NU dalam setiap aksi-aksi kemanusiaan di Indonesia,” pungkasnya.

Pos terkait