GARUT|KABARNUSANTARA.ID – Endog lewo. Inilah nama makanan khas Garut yang pusat produksinya berlokasi di wilayah Desa Sukajaya Kecamatan Malangbong.
Baca Juga: Selalu Bersarung, Ma’aruf Amin Siap Kenakan Celana
Bagi masyarakat Garut, jenis makanan yang juga sering disebut Emplod ini sudah tidak di asing lagi. Di beberapa tempat bahkan sudah mejadi semacam cemilan ‘wajib’.
Adalah pasangan suami istri Haji Tolib dan Hj. Ai yang pertama kali mempopulerkan cemilan khas Garut ini. Bisa dibilang, pasangan inilah pionirnya.
“Kami merintis cemilan ini dari tahun 1990. Diawali produksi kecil-kecilan saja, di rumah. Selain Endog Lewo atau juga sering disebut Emplad, kami juga memproduksi Kemplang. Itu cemilan khas daerah sini juga,” sahut mereka kepada kabarnusantara.id.
Semakin lama, cemilan warisan orang tua yang mereka produksi ini, banyak disukai. “Akhirnya kami memberanikan diri untuk membuka pabrik sendiri. Karena banyaknya pesanan,” kata Haji Tolib.
”Dari tahun 1990 sampai sekarang, Alhamdulillah masih terus berjalan. Ini juga sebetulnya resep warisan orang tua. Kami meneruskan saja,” jelas mereka.
Baca Juga: Lampard Kembali ke Chelsea Gantikan Maurizio Sarri
Mereka melanjutkan, para pekerja yang direkrut adalah penduduk asli sekitar. “Yang membuat Kemplang (Emplod Tipis), Emplod dan lain lain itu ya orang sini juga. Penduduk asli Kampung Sukajaya. Mulai dari yang bertugas menggoreng, mencetak hingga ada yang mengemas,” ujarnya.
“Ya, sekali lagi kami bersyukur cemilan ini banyak disukai. Soal omset, Alhamdulillah. Kami bisa pergi haji dan menghidupi keluarga, dari hasil usaha cemilan ini,” jelasnya.
Selain pasar dalam negeri, produk cemilan mereka ini bahkan sudah merambah hingga ke luar negeri. “Pesanan datang mulai dari Manado, Lombok, Bali, Jakarta, Kalimanan dan Makasar. Bahkan cemilan ini suka di bawa ke luar negeri, sebagai oleh-oleh. Seperti Malaysia, Arab Saudi dan Korea,” jelas Hj. Ai.
Cemilan khas ini diproduksi dalam berbagai jenis dan rasa. “Ya kita buat emplod dan kemplang ini, ada yang keras, ada yang renyah. Ada juga yang ringan. Pilihan rasanya beragam, bisa pedas atau gurih,” lanjut Hj. Ai.
Dukungan pemerintah setempat seperti Desa, Kecamatan hingga Kabupaten juga menurutnya sangat bagus. “Mereka mendukung. Karena selain menjadi cemilan khas daerah, juga membuka lapangan kerja,” pungkas Hj. Ai yang diamini suaminya. (DB)
Baca Juga: Inilah 4 Waktu Mustajab untuk Berdoa
Penulis: Ilmi G
Editor: M Reza