TASIKMALAYA, KABARNUSANTARA.ID – Aksi ribuan mahasiswa di depan gedung DPRD Kota Tasikmalaya pada Senin (11/4/2022) yang menjadi titik lokasi demonstrasi mahasiswa yang sempat memanas setelah berjalan beberapa waktu. Mahasiswa melakukan aksi membakar ban dan sempat terlibat dorong-dorongan dengan aparat kepolisian yang berjaga.
Penjagaan ketat dilakukan Kapolres Tasikmalaya Kota untuk menyusul aksi demo mahasiswa di Tasikmalaya. Sama seperti aksi demo lainnya, mahasiswa menuntut beberapa penolakan kebijakan pemerintah seperti penundaan pemilu, perpanjangan masa jabatan presiden dan terkait kenaikan harga BBM dan bahan pokok.
Dalam aksi tersebut Ketua DPRD Kota Tasikmalaya, Aslim, akhirnya menemui ribuan mahasiswa. Dalam pertemuan itu, wakil rakyat tersebut beliau menyetujui untuk menyatakan sikap sesuai tuntutan mahasiswa. Dan saat itu beliau membacakan suart pernyataan yang berisi tuntutan itu dan dihadapi ribuan mahasiswa.
“Kami bersama kapolres berjanji akan mendesak kepada negara menolak perpanjangan masa jabatan dan penundaan pemilu,” kata Aslim
Tidak hanya itu, pihak dari DPRD Kota Tasikmalaya juga akan mendesak DPR untuk tidak melakukan amandemen Undang-Undang Dasar. Pihaknya juga akan membahas masalah kenaikan harga BBM serta kebutuhan pokok lainnya.
Tidak hanya itu Aslim mengutuk tindakan repsesif aparat yang dilakukan kepada mahasiswa yang melakukan aksi. ” ini akan kami tindak lanjuti selambatnya 30 hari,” Ujarnya lagi.
Dalam membacakan kesempatan itu, mahasiswa mendesak Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Aszhari Kurniawan, menandatangani surat pernyataan tersebut sebagai saksi.
” Tugas saya hanya mengamankan agar aksi demonstrasi berjalan dengan lancar. Namun, kami tak bisa melakukan tanda tangan di atas surat pernyataan itu, meski hanya sebagai saksi. Karena (tanda tangan saya, Red) itu harus berdasarkan hukum. Saya mohon maaf, tidak mungkin untuk tanda tangani itu,” Ujar AKBP Aszhari Kurniawan.
