Dinas Pertanian Ajak Petani Rereongan Antisipasi Hama Tanama Jagung Ulat Grayak

  • Whatsapp

GARUT, KABARNUSANTARA.ID – Dinas Pertanian Kabupaten Garut saat ini gencar melakukan monitoring ke daerah-daerah, menyusul kian merebaknya serangan hama terhadap tanaman jagung spodoptera frogiperda atau Ulat Grayak Frugiperda (UGF) yang menyerang tanaman jagung.

Menurut Kepala Dinas Pertanian, Ir. Beni Yoga, menyatakan, bahwa pihaknya bersama jajaran secara intens melaksanakan monitoring sambil memberikan pemahaman kepada para petani mulai dari ciri-ciri hingga cara penanggulangannya.

Bacaan Lainnya

Saat di temui di Desa Binakarya Kecamatan Banyuresmi, Selasa (7/1/20), Beni memastikan hama ulat bisa ditanggulangi seiring jajarannya melakukan diseminasi informasi kepada para kelompok tani di seluruh kecamatan di Kabupaten Garut. Beni mengatakan, serangan ulat ini baru terjadi saat memasuki musim tanam jagung.

Beni juga mengutarakan pergerakan penanggulangan hama tanaman jagung yang ganas dan tidak pernah berhenti memakan batang pohon yang menimbulakn rusak dan patah.

Penyerangan hama di Desa Binakarya, imbuhnya, terbilang paling parah dibandingkan dengan daerah lain di Kabupaten Garut, mengingat penyebaran hama tanaman jagung Ulat Grayak Frugiperda (UGF) yang hampir memusnahkan 10 Hektar ruas tanah milik para petani.

Hal tersebut menjadi perhatian khusus bagi Dinas Pertanian dalam penanggulangan dan pencegahan sebelum lebih meluas lagi dan menjadi kekhawatiran tersendiri terutama para petani yang baru menanam dan akan memulai menanam.

“Dengan kondisi seperti ini harus ada pencegahan sejak memulai tanaman jagung, maka kewajiban kami dari dinas pertanian dan UPT untuk menghimbau dan menberikan edukasi terkait wabah hama yang menyerang saat ini. Dan menginformasikan jenis obat-obatan dan cara-cara pencegahan serta penanggulangan nya,” jelas Beni.

Beni menyarankan para petani untuk saling bergotong royong dalam penanggulangan hama di musim hujan, dengan cara ini lahan pertanian jagung akan saling ternjaga dan saling menguntungkan satu sama lain.

Bentuk gotong royong sendiri bisa dengan cara membeli obat-obatan dengan tanggung renteng antar petani. “Istilahnya kalau orang sunda “udunan” dan harga obatnya pun cukup terjangjangkau dan bisa di beli di toko obat pertanian atau bisa ditanyakan terlebih dahulu ke UPT Pertanian yang ada di desa terkait jenis obat obatannya,”paparnya.

Dihadapan para petani, Beni langsung menunjuk UPT Desa Binakarya untuk memberi tahu obat-obatan apa saja yang baik untuk disemprotkan atau disiramkan ke tanaman jagung, agar nantinya tidak berdampak pada kerugian lebih luas lagi, terlebih pada petani yang baru menanam atau belum menanam agar.

Pada kesempatan tersebut para petani dikenalkan dengan tentang teknologi berikut tenaga ahlinya yang mendukung pertanian dalam penyiraman tanaman melalui pemanfaatan drone yang di modifikasi khusus untuk menyiram tanaman jagung secara merata.

Seperti diketahui, potensi serangan hama UGF berpotensi menimbulkan kerusakan pada tanaman jagung. Serangan ini muncul sejak musim tanam jagung di Bulan April-Mei 2019 lalu dan cukup meresahkan bagi para petani jagung.

Reporter : Tim KBRN
Editor : AMK

Pos terkait