Dilema TikTok, Dulu Dibuang Sekarang Disayang

  • Whatsapp

TEKNOLOGI, KABARNUSANTARA.ID – Siapa hayo yang gak kenal sama TikTok? Aplikasi lipsync ini beberapa waktu kebelakang ini kembali viral guys.

Padahal waktu awal kemunculannya, aplikasi ini sempat diblokir guys. Karena Kementrian Komunikasi dan Infotmatika (Kemenkominfo) memblokir karena dianggap banyak mengandung konten negative.

Bacaan Lainnya

Bukan hanya kontennya saja guys, tapi ‘artis’ TikTok Bowo Alpenliebe pun kena semprot. Karena dianggap merusak moral anak bangsa gara-gara ada oknum fans yang mendewakan Bowo. Saking jagonya Bowo main TikTok guys.

Gak segan-segan, Bowo juga sampai dibully habis-habisan. Tapi sekarang justru aplikasi Tik Tok kembali menjamur. Dari anak muda, orang tua, PNS sampai artis juga seru main aplikasi dari Cina ini.

Salahkan Tik Tok kembali populer?

Saat ini masih anyak orang yang menganggap TikTok sebagai aplikasi alay. Namun kalau menurut penulis, ada baiknya kita melihat semua dari berbagai sisi.

Untuk mengatasi ‘kealayan’ dan sisi negatifnya, kita bisa ambil sisi positifnya untuk menggunakan TikTok sebagai tempat mencerdaskan anak bangsa guys lewat konten menarik.

Seperti yang dilakukan Kemenkominfo sejak Maret 2019 lalu. Plt. Kepala Biro Humas Kemenkominfo, Ferdinandus Setu mengatakan Kemenkominfo ikutan bermain TikTok sebagai salah satu strategi untuk melaksanakan komunikasi publik.

“Maret 2019 untuk kepentingan publikasi dan dekatkan diri dengan pengguna TikTok kemudian Kemenkominfo inisiasi  buat akun resmi di TikTok,” ujar pria yang akrab dipanggil Nando.

Nando menjelaskan para pengguna TikTok bahkan menggunakan platform tersebut untuk mengadu ke Kemenkominfo perihal keberadaan konten-konten negatif, khususnya yang berbau pornografi.

ID TikTok Kemenkominfo adalah kemkominfo. Kemenkominfo telah mengunggah 32 video dengan jumlah likes 11.600 dan jumlah pengikut 2.299. Tak hanya itu, Kemenkominfo telah memperoleh status akun verified.

“Agar kita tahu juga bagaimana serunya anak-anak untuk main TikTok apa saja keluhannya. Belakangan mereka pakai TikTok untuk mention kami untuk melaporkan akun-akun yang masih vulgar,” ujar Nando.

Nando mengatakan Kemenkominfo telah memiliki akun Twitter, YouTube, Facebook dan platform digital lainnya agar bisa lebih menyentuh khalayak dengan menggunakan platform populer.

“Kita ingin berlaku fair semua platform itu perlakukan sama, artinya kita punya akun resmi di Twitter, Facebook, dan Instagram dengan cara yang sama pula untuk kepentingan publikasi,” kata Nando.

Nando mengatakan TikTok telah menjadi platform digital yang lebih positif sekarang. Keberadaan akun-akun yang mengunggah konten negatif bisa dikatakan tidak ada. Akan tetapi, Nando mengakui masih ada satu atau dua akun yang berkonten negatif.

“Kami memantau perkembangan konten apakah masih senonoh atau tidak, makin ke sini [sudah] tidak. Meski satu dua konten yang tidak senonoh itu masih ada. Tapi kami mintakan di blokir,  mereka [TikTok] ikuti,” tutur Nando. (*)

Penulis : Ade Indra Kusuma

Editor : AMK

Pos terkait