Banjir Bandang Porak Porandakan Desa di Jombang

  • Whatsapp
Seorang warga berada di puing-puing rumah akibat banjir bandang di Desa Waki, Kecamatan Batu Benawa,Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, Rabu (20/1/2021). Berdasarkan data bencana alam banjir Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Hulu Sungai Tengah pada Selasa (18/1/2021) sebanyak 57.624 jiwa terdampak banjir serta sembilan warga dinyatakan meninggal dunia dan enam lainnya hilang. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/foc.(ANTARA FOTO/BAYU PRATAMA S) Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Teka-teki Penyebab Banjir Besar di Kalimantan Selatan", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2021/01/21/08535951/teka-teki-penyebab-banjir-besar-di-kalimantan-selatan?page=all. Penulis : Achmad Nasrudin Yahya Editor : Dani Prabowo Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat: Android: https://bit.ly/3g85pkA iOS: https://apple.co/3hXWJ0L

KABARNUSANTARA.ID – Banjir bandang yang menerjang Dusun Banjaragung dan Banjarjo di Desa Banjaragung, Kecamatan Bareng, Jombang merusak belasan rumah dan menghanyutkan barang berharga milik warga.

Salah seorang korban menceritakan korban bernama Muhaimin menceritakan kronologi banjir tersebut (52), warga Dusun Banjaragung. Sebelum banjir bandang terjadi, wilayah tempat tinggalnya diguyur hujan intensitas sedang pada Senin (1/2) sore. Hujan reda saat magrib tiba sekitar pukul 18.00 WIB.

Bacaan Lainnya

Sekitar pukul 18.15 WIB, bapak dua anak ini mendapat kabar debit Sungai Pakel mulai naik. Saat itu listrik padam. Muhaimin lantas meminta istri, ibu dan satu anaknya untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Sementara anak sulungnya tidak di rumah karena belajar di pesantren.

“Air itu kira-kira 15 menit kemudian langsung besar, setinggi satu meter. Saya kurang tahu penyebabnya. Katanya ada tanah longsor di pegunungan airnya mengalir ke sini,” kata Muhaimin kepada wartawan sembari membersihkan lumpur di dalam rumahnya, Selasa (2/2/2021) yang dilansir dari detik.com.

Air bercampur lumpur dan kayu, lanjut Muhaimin, meluap dengan kecepatan tinggi dari Sungai Pakel ke permukiman penduduk sekitar pukul 18.30 WIB. Sungai yang melintasi Desa Banjaragung itu berhulu di Pegunungan Anjasmoro. Banjir bandang menerjang rumahnya yang paling dekat dengan sungai tersebut.

Bersama kakaknya, Muhaimin mengaku sempat terjebak di dapur rumah ibunya. Rumah bapak dua anak ini memang bergandengan dengan rumah ibunya. Derasnya air membuatnya tidak berani meninggalkan rumah ibunya.

“Saat kejadian saya di dalam rumah berusaha menyelamatkan barang-barang. Saya bersama kakak saya di dapur rumah ibu saya, tidak berani keluar karena kena arus besar,” ungkapnya.

Menurut Muhaimin, banjir bandang baru reda sekitar pukul 20.15 WIB. Tempat tinggalnya sarat dengan lumpur. Barang-barang elektronik, perabotan rumah tangga, pakaian dan perhiasan emas di rumahnya hanyut oleh banjir bandang. Dinding dan atap dapur rumahnya juga lenyap.

“Saya tidak sempat menyelamatkan barang-barang. Cuma sepeda motor yang bisa saya naikkan. Perhiasan kalung dan gelang punya kakak saya hilang,” terangnya.

Kini rumah Muhaimin belum bisa ditempati. Dia terpaksa akan menumpang tidur di rumah tetangganya yang selamat.

Banjir bandang juga menerjang Dusun Banjarjo, Desa Banjaragung. Warga setempat Wiyono (47) menuturkan, air bercampur lumpur dari Sungai Pakel menerjang permukiman penduduk sekitar pukul 19.10 WIB. Ketinggian air dengan laju cukup kencang itu berkisar 50-70 cm.

“Lajunya kencang campur lumpur. Saya tak sempat menyelamatkan barang-barang. Perabotan rumah tangga hanyut. Cuma bawa sepeda saja,” ujarnya sambil mengatakan dirinya berhasil menyelamatkan diri bersama 4 anggota keluarganya.

Kepala Desa Banjaragung Hasan Sulaiman menjelaskan, dari hasil pendataan sementara yang dilaporkan BPBD Jombang, terdapat 36 rumah warga terdampak banjir bandang di Dusun Banjarjo dan Banjaragung. Dari jumlah itu, 15 rumah warga rusak. Tiga di antaranya rusak parah karena rata dengan tanah.

“Peralatan elektronik, pakaian, kursi, meja, kasur dan lain-lain hanyut. Dua sepeda motor hanyut, dua jembatan putus. Banyak ternak warga yang hilang. Kami proses pendataan kerugian warga,” jelasnya.

Banjir bandang pada Senin (1/2) malam itu, kata Hasan, menjadi yang terparah. Dia memastikan tidak ada korban jiwa akibat bencana alam ini. “Alhamdulillah tidak ada korban jiwa,” pungkasnya.

Pos terkait