Ade Kaca Sebut Banjir Sukawening dan Karangtengah Garut Akibat Alih Fungsi Lahan Serapan Air

  • Whatsapp
Puing korban banjir bandang Garut, Jawa Barat (Dok : MD Sumarna)

GARUT, KABARNUSANTARA.ID – Anggota Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat Ade Kaca SE turut prihatin dan berduka atas bencana banjir bandang yang terjadi di Sukawening dan Karangtengah di Kabupaten Garut, Jawa Barat, baru-baru ini, sebagai perwakilan dari masyarakat Garut di Jawa Barat ia tidak merasa bosan untuk menyampaikan masukan kepada Pemerintah Daerah, Provinsi maupun Pusat atas persoalan Banjir Bandang di Kabupaten Garut yang terjadi setiap memasuki musim hujan.

“Saya terus berupaya memberikan saran masukan atas bencana yang terjadi, ini bukan hanya sekali, setiap hujan selalu ada banjir bandang, walaupun wilayahnya berbeda-beda,” ujar Ade Kaca saat dihubungi tim Kabarnusantara.Id Kamis (02/12/21) siang.

Bacaan Lainnya

Tah hanya itu sebagai wakil rakyat ia berkewajiban menyuarakan persoalan banjir bandang di Kabupaten Garut yang penyebab utamanya merupakan alih fungsi lahan, namun ini harus di antisipasi agar bencana ini tidak lagi terus terjadi di Kabupaten Garut kedepan.

“Saya contohkan di Pamempeuk setiap turun hujan yang berturut-tirut tiga hari tiga malam itu sudah pasti ada  banjir bandang, kenapa di pastikan karena hutan yanga ada di gunung gelap itu sudah menjadi alih fungsi lahan,” jelas Ade.

Selain itu Ade juga menambahkan jika kawasan gunung gelap yang dulunya ditumbuhi kayu-kayu yang besar sebagai sumber serapan air kini menjadi lahan pertanian, maka dari itu perlu adanya sikap dari pemerintah agar bencana ini tidak berlarut.

“Begitupun yang terjadi di sukawening saya melihat dari potret yang dibuat, melalui udara kan sudah jelas, yang tadinya berfungsi sebagai lahan tanaman keras serta berfungsi sebagai penahan atau penampung air kini jadi lahan sayuran,” jelasnya.

Pos terkait