Ada 10 Desa Terpencil di Kepulauan Riau Yang Telah Teraliri Listrik 24 Jam

  • Whatsapp

JAKARTA, KABARNUSNATARA.ID – Pihak Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah menyelesaikan pembangunan jaringan listrik pada 10 desa terpencil di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Hasilnya, ada sebanyak 1.883 Kepala Keluarga (KK) di daerah tersebut tak lagi ‘dihantui’ kegelapan.

Ansar Ahmad Gubernur Kepulauan Riau, menyampaikan, 10 desa-desa terpencil itu kini sudah bisa menikmati listrik 24 jam. Dia menyebutkan, kehadiran PLN bisa menghemat biaya pengeluaran masyarakat.

Bacaan Lainnya

Namun selama ini masyarakat di sana hanya menggunakan mesin genset. Sedangkan biaya mesin genset bisa memakan uang Rp 300 ribu setiap bulan. Namun listrik dari mesin itu hanya bisa dinikmati 5 jam. Kini warga hanya mengeluarkan Rp 150 ribu dengan listrik 24 jam.

“Kami meresmikan penyalaan 9 listrik Desa di Kabupaten Lingga yaitu Desa Mamut, Desa Laboh, Desa Tanjung Kelit, Desa Baran, Desa Pulau Duyung, Desa Pasir Panjang, Desa Suak Buaya, Desa Temiang, dan Desa Tanjung Lipat. Selain itu, juga ada 1 desa di Kabupaten Karimun yaitu Desa Tulang,” jelas Ansar Ahmad, Rabu (7/4/21).

Bahkan Anshar didampingi General Manager PLN Unit Induk Wilayah Riau Kepulauan Riau (UIW RKR), Hartono di Desa Baran Kecamatan Senayang Kabupaten Lingga dalam peresmian listrik di desa teraebut.

Ansar menyampaikan, dengan terlistrikinya 10 desa tersebut, berdampak positif dengan meningkatnya Rasio Desa Berlistrik (RDB) Provinsi Kepulauan Riau. Hingga April 2021, RDB Kepulauan Kepri telah mencapai 93,75 persen dan Rasio Elektrifikasi PLN sebesar 98,65 persen.

“Dengan hadirnya listrik di masyarakat sangat membantu peningkatan perekonomian di tengah pandemi, hal ini seiring dengan adanya listrik tingkat kesejahteraan pun akan meningkat,” sebut Ansar.

Karena sebelumnya, masyarakat di 10 desa tersebut masih menggunakan genset sebagai sumber listriknya dengan biaya operasional yang lebih tinggi.

“Kami sangat berterima kasih karena genset kami hanya hidup 5 jam dengan biaya per bulannya 300 ribu. Sedangkan dengan listrik PLN kami hanya membayar 150 ribu,” ujar warga Desa Tanjung Kelit, Kecamatan Bakung Serumpun, Roslan (43).

General Manager PLN UIWRKR, Hartono menjelaskan pembangunan jaringan listrik meliputi jaringan tegangan menengah sepanjang 28,5 kilometer sirkuit (kms).

Sedangkan jaringan tegangan rendah sepanjang 24,36 kms, 12 unit gardu distribusi dengan total daya sebesar 850 kilo Volt Ampere (kVA) dan 8 unit Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dengan total kapasitas terpasang sebesar 800 kilo Watt (kW).

“Total biaya seluruh investasi pengerjaan di 10 desa ini mencapai 42,2 miliar rupiahdan akan melayani sebanyak 1.883 pelanggan,” kata Hartono.

Hartono mengajak seluruh pelanggan PLN pascabayar agar selalu disiplin dan taat dalam membayar tagihan rekening listrik sebelum batas akhir pembayaran. Batas akhir tersebut yakni pada tanggal 20 setiap bulannya.

“Jika bayar tepat waktu, maka terhindar dari pemutusan aliran listrik. Apalagi pembayaran saat ini sangat mudah dilakukan bisa di mana saja. Kita bisa menggunakan Aplikasi PLN Mobile, ATM, EComerce, Mobile Banking serta PPOB tersebar,” jelas Hartono.

Hartono menyebutkan, jika pelanggan atau masyarakat mengalami gangguan listrik, maka bisa melapor melalui saluran yang telah disediakan oleh PLN.

Pos terkait