585 Jiwa di Cisewu Garut Mengungsi Akibat Longsor Dilahan di Kawasan Perhutani

  • Whatsapp
Longsor di Cisewu. ©2020 Merdeka.com

GARUT, KABARNUSANTARA.ID – Area tebing Gunung Pipiti yang berada di kawasan milik perhutani, Jumat (4/12/20) siang mengalami longsor. Yang mengakibatkan area persawahan milik warga tertimbun tanah. Kini, ratusan warga pun terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Garut, Tubagus Agus Sofyan mengatakan bahwa ratusan warga yang diungsikan berasal dari empat kampung.

Bacaan Lainnya

“Mulai Kampung Cigentur, Piket, dan Sawah Lega Desa Cisewu, Kampung Heubeul Isuk, Desa Pamalayan. 585 warga yang tinggal di lokasi tersebut memang mengancam permukiman di kampung-kampung sehingga diungsikan sementara ke tempat yang lebih aman,”kata Tubagus, Sabtu (5/12/20).

Untuk warga, dijelaskan Tubagus, kini mengungsi di tiga tempat berbeda. Sebanyak 282 jiwa dari Kampung Cigentur mengungsi di MI An Nur, 283 jiwa dari Kampung Piket mengungsi di GOR Desa Cisewu, dan 20 jiwa dari Desa Pamalayan mengungsi di Gedung Bumdes Pamalayan.

Longsor di tebing Gunung Pipiti menurut tubagus terjadi karena hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut, ditambah kurangnya pepohonan  tegakan di sekitar wilayah yang longsor.

Luas area yang terdampak, saat ini masih dalam pantauan dan penghitungan pihaknya.

“Perkiraan awal kita lebih dari 20 hektare lahan, baik yang longsor maupun yang terdampak longsor,” ucapnya.

Untuk kebutuhan logistik, menurut Tubagus, saat ini masih cukup sampai hari ini karena ada bantuan dari warga sekitar. Namun, jika masyarakat harus lebih lama mengungsi maka kebutuhan logistik akan lebih banyak.

Pantauan di lapangan, kerawanan terjadinya longsor susulan rawan terjadi karena terdapat ribuan kubik material bongkahan longsoran di bagian utama longsor akan mendorong tanah yang ada di bawahnya. “Ada juga bendungan air akibat tertahan material longsor sehingga dikhawatirkan bendungan air akan pecah bila volumenya menjadi besar dan tak tertahan,” jelasnya.

Selain itu, dibawah ujung longsoran pun saat ini keluar lumpur air tanah yang bisa menggerakkan tanah di bagian atas lebih besar lagi. Di bagian atas longsoran tanah, saat ini juga sudah terbelah ke dua arah yang berbeda, yaitu ke Kampung Cigentur dan Kampung Ranca Kupa.

“Perlu ada penelitian dan kajian untuk menentukan kondisi bahaya juga kerawanan di kawasan tersebut. Hari ini kami tim dari BPBD Garut akan melaksanakan asesmen di lapangan untuk mengklasifikasikan yang terdampak maupun yang terancam, baik warga masyarakat maupun harta benda milik warga masyarakat,” tutupnya.

Pos terkait